Minggu, 03 Juli 2011

SEDULUR PAPAT LIMO PANCER

EMPAT PENDEKAR GAIB SUNAN KALIJAGA

Siang dan malam keempat pendekar gaib ini setia menunggu kita. Saat genting dan bahaya, dia menyeret kita ke tempat yg aman. Saudara penjaga gaib ini bukan jin bukan pula gendruwo.

Semakin lama belajar ajaran-ajaran leluhur jawa, kita akan semakin terkagum-kagum pada para nenek moyang. Ilmu yg mereka ajarkan tidak bertentangan dengan agama, bahkan sesuai dan memperkaya pemahaman agama yg kita anut.

Sayangnya banyak yg masih memandang sebelah mata ajaran para leluhur Jawa ini. Bahkan ada yg menuduhnya sebagai syirik, khurofal dan takhayul. Para penuduh ini mungkin lupa, bahwa ajaran Jawa di sampaikan secara sederhana agar mudah di pahami orang Jawa. Memang, para leluhur kita kadang tidak fasih melafalkan kata-kata Arab. Para leluhur ini juga orang yg masih gagap iptek. Namun, jangan salah sangka dulu.

Dari segi kebijaksanaan, ngelmu batin dan olah rasa para nenek moyang kita dulu bisa di andalkan. Mereka adlh para waskita yg mampu membangun candi Borobudur, Prambanan dan mampu membuat sebuah bangunan dengan ketepatan geometris dan geologis.

Saat agama Islam masuk ke nusantara, sementara di Jawa saat itu sudah berkembang agama Hindu, Budha dan berbagai kepercayaan animisme, dinamisme, politeisme. Islam melebur secara pelan dan damai, berasimilasi serta berosmosis tanpa pertumpahan darah. Islam agama damai dan tidak memaksa. Orang Jawa bersifat pasrah, sumeleh, sumarah, ikhlas dan mengandalkan rasa pangrasa. Jadi ? Klop sudah ?

Bagi orang Jawa, masuknya Agama Islam yg kaya dengan aspek kebatinan (tasawuf) sangatlah tepat. Orang Jawa pun tidak kebingungan dengan ajaran-ajaran mistik yg ada di dalamnya. Namun orang Jawa berhasil menyederhanakan ajaran-ajaran mistik ini dengan terminologi dan kalimat-kalimat sederhana dan mudah di mengerti.

Salah satu ajaran Kejawen yg membahas tentang adanya malaikat pendamping hidup manusia adlh SEDULUR PAPAT LIMO PANCER. Pancer adlh tonggak hidup manusia yaitu dirinya sendiri. Diri kita di kelilingi oleh empat makhluk gaib yg tidak kasat mata (metafisik). Mereka adlh saudara yg setia menemani hidup kita. Mulai dilahirkan di dunia hingga kita nanti meninggal dunia menuju alam barzakh (alam kelanggengan).

Sebelum hadirnya agama Islam, orang Jawa tidak memahami konsep malaikat. Maka mereka menyebut malaikat penjaga manusia dengan sedulur papat. Konsep "sedulur papat" ini oleh orang Jawa di tamsilkan melalui sebuah pengamatan/niteni.

Mulai saat janin tumbuh di perut ibu, janin di lindungi di dalam rahim oleh ketuban. Selanjutnya adlh ari-ari, darah dan pusar. Itulah saudara manusia sejak awal dia hidup dan selanjutnya "empat saudara" ini kemudian di kubur. Namun orang Jawa percaya bahwa "empat saudara" ini tetap menemani diri manusia hingga ke liang lahat.

Karena air ketuban adlh yg pertama kali keluar saat ibu melahirkan, orang Jawa menyebutnya SAUDARA TUA. Saudara ini melindungi jasad fisik dari bahaya. Maka ia adlh SANG PELINDUNG FISIK.

Selanjutnya yg lebih MUDA adlh ari-ari, tembuni atau plasenta. Pembungkus janin dalam rahim. Ia melingkupi tindakan janin dalam rahim yg kemudian mengantarkan kita ke tujuan. Maka ia adlh SANG PENGANTAR.

Saudara kita selanjutnya adlh DARAH. Darah ini membantu janin kecil untk tumbuh berkembang menjadi bayi lengkap. Darah adlh SARANA DAN WAHANA IRADAT-NYA pada manusia. Darah bisa di sebut nyawa bagi janin. Maka, darah di sebut dengan PEMBANTU SETIA MANUSIA MENEMUKAN JATI DIRINYA SEBAGAI HAMBA TUHAN, CERMIN TUHAN (Imago Dei).

Saudara gaib kita terakhir adlh pusar. Menurut pemahaman kejawen, pusar adlh NABI. Pusar secara biologis adlh tali yg menghubungkan perut bayi dalam rahim dan ari-ari. Pusar mendistribusikan makanan yg di konsumsi ibu ke bayi. Pusar dengan demikian MENDISTRIBUSIKAN WAHYU "IBU" MANUSIA yaitu Gusti Allah SWT kepada diri kita.

Keempat saudara gaib ini sesungguhnya adlh EMPAT MALAIKAT PENJAGA manusia. Yang berada di kanan - kiri, depan - belakan kita.

Maka, tidak salah bila anda menyapa dan bersahabat akrab dengan mereka. Secara gaib, Tuhan memberikan pengajaran tidak langsung kepada hati kita. Namun melalui mereka pengajaran itu di sampaikan.

Keempat penjaga (malaikat) itu adlh :

JIBRIL (Penerus Informasi Tuhan untk kita)
IZRAFIL (Pembaca Buku Rencana Tuhan untk kita)
MIKAIL (Pembagi Rezeki untk kita) dan
IZRAIL (Penunggu berakhirnya nyawa untk kita)

Keempat malaikat itu oleh orang Jawa di anggap sebagai SEDULUR karib hidup manusia. Bila kita paham bahwa perjalanan hidup untk bertemu dengan Tuhan hakikatnya adlh perjalanan menuju "ke dalam" bukan "keluar". Perjalanan menembus langit ke tujuh hakikatnya adlh perjalanan "diri palsu" menuju "diri sejati" dan menemukan SANG AKU SEJATI, YAITU DIRI PRIBADI / TUHAN.

Untk menemukan SANG AKU SEJATI (limo pancer) itulah kita di temani oleh EMPAT SAUDARA GAIB / MALAIKAT PENUNGGU (sedulur papat).
Lantas di mana mereka sekarang ?
Mereka sekarang sedang mengawasi anda.
Berdzikir mengagungkan asma-Nya. Kita bisa menjadikan mereka sedulur paling akrab bila paham bagaimana cara berkomunikasi dengan mereka. Caranya ? Pejamkan mata, matikan seluruh aktifitas listrik di otak kiri dan kanan dan hidupkan sang AKU SEJATI yg ada di dalam diri anda. Ya, hanya diri sendirilah yg mampu untk berkomunikasi dengan para sedulur gaib nan setia ini.

Bagaimana tidak setia, bila kemanapun kita berada di situ keempatnya berada. Bila kita berjalan, mereka terbang. Bila jasad kita tidur, mereka akan tetap melek ngobrol dengan ruh kita. Maka, saat bangun tidur di siang hari pikiran kita akan merasa fresh sebab ruh kita akan kembali menjejerkan diri kita dengan iradat-Nya. Sayang, saat waktu beranjak siang polusi nafsu/ego lebih dominan sehingga kebeningan akal pikiran semakin tenggelam.

Bagaimana agar hidup kita selalu ingat oleh kehadiran sedulur papat ini yg setia menjaga kita ?
Sunan Kalijaga memiliki kidung bagus :

Ana kidung akadang premati
Among tuwuh ing kuwasanira
Nganakaken saciptane
Kakang kawah puniku
Kang rumeksa ing awak mami
Anekakaken sedya
Pan kuwasanipun adhi ari-ari ika
Kang mayungi ing laku kuwasaneki
Anekaken pangarah

Ponang getih ing rahino wengi
Angrowangi Allah kang kuwasa
Andadekaken karsane
Puser kuwasanipun
Nguyu uyu sambawa mami
Nuruti ing panedha
Kuwasanireku
Jangkep kadang ingsun papat
Kalimane pancer wus dadi sawiji
Nunggal sawujudingwang

(Ada nyanyian tentang saudara kita yg merawat dengan hati-hati. Memelihara berdasarkan kekuasaannya. Apa yg di cipta terwujud. Ketuban itu menjaga badan saya. Menyampaikan kehendak dengan kuasanya. Adik ari-ari tersebut memayungi perilaku berdasar arahannya.

Darah siang malam membantu Allah Yang Kuasa. Mewujudkan kehendak-Nya. Pusar kekuasaannya memberi perhatian dengan kesungguhan untk saya. Memenuhi permintaan saya. Maka, lengkaplah empat saudara itu. Kelimanya sebagai pusat sudah jadi satu. Manunggal dalam perwujudan saya saat ini).

Tidak ada komentar: