Senin, 16 Mei 2011

MENYUCIKAN JIWA DALAM MENUJU ILLAHI BAB-1

"Ya Allah, Ajari Kami Ingat Kepada-Mu, Bersyukur & Khusyu' Beribadah"

Bisakah kiranya kita mencontoh sayyidina Bilal bin Rabah seorang budak berkulit hitam dan sayyidina Salman Alfarisi yang intelektualnya diacungi jempol oleh Rasulullah. Dimana keduanya sangat mencolok mata dari segi fisik dan derajat di mata manusia, namun keduanya duduk sama derajatnya dihadapan Allah tanpa melihat dia sebagai apa. Merekalah contoh orang yang mendapatkan petunjuk dan rasa iman yang tinggi serta kemakrifatan akan Tuhannya.

Yang pertama sekali kita perhatikan adalah sosok "JIWA"

Allah berfirman : "Demi jiwa Dia yang menyempurna-kannya dan memperkenalkannya kepadanya keburukannya dan kebaikannya. Sungguh beruntung orang yang dapat mensucikan jiwa itu, dan merugilah orang yang mengotorkannya ( Qs 91 : 7-10 )

Ketahuilah bahwa jiwa adalah musuh dengan wajah seorang teman. Kekejaman dan daya tipunya tidak ada habisnya. Menolak kejahatannya dan menaklukkan-nya merupakan tugas yang paling penting, karena jiwa adalah musuh yang paling buruk lebih buruk dari setan dan kaum kafir......

Untuk melatih jiwa dan membawanya kembali kepada keadaan yang sejahtera dan membuatnya meningkat dari sifat menguasai kejahatan menuju tingkat berdamai dengan Allah merupakan tugas besar. Puncak kebahagiaan manusia terletak pada penyucian jiwa. Sementara puncak kesengsaraan manusia terletak pada tindakan membiarkan jiwa mengalir sesuai dengan tabiat alamiah. Itulah sebabnya Allah berfirman : "Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwanya dan sungguh merugi orang yang mengotorinya....."

Alasannya karena penyucian jiwa dan latihan jiwa mengakibatkan dikenalnya jiwa, dan pengenalan jiwa menimbulkan pengetahuan akan Tuhan, sebab barang siapa yang mengenal jiwanya sendiri akan mengenal Tuhannya.

Pembersihan dari kotoran yang melekat pada jiwa, adalah salah satu fokus kita kali ini, sehingga kita benar-benar bisa merasakan bagaimana rasanya hati kita menjadi bening dan nyaman. Jiwa menjadi tenang dan akan mendapat sapaan Allah seperti dalam ayat-Nya : "Wahai jiwa yang tenang datanglah kehadirat Tuhanmu dengan keadaan ridho dan diridhai" ( Qs Al fajr 27-28 )

Jiwa yang seperti inilah yang kita tuju, dan tentunya dengan niat dan perjuangan yang sungguh-sungguh.


Bersambung....Menyucikan Jiwa Dalam Menuju Illahi Bab-2

"Ya Allah, Ajari Kami Ingat Kepada-Mu, Bersyukur & Khusyu' Beribadah"

Tidak ada komentar: