Sabtu, 21 Mei 2011

TAUHID

Kita bergantung kepada Allah secara mutlak tanpa ada sedikitpun rasa syak wasangka dan was-was terhadap Allah.
Artinya : kita bertauhid kepada zat, pada sifat, pada Asma dan pada Af'al Allah semata.

Tauhid pada zat ialah :
Kita mutlak yakin bahwa zat Allah lah yang memerintah alam maya ini (dunia dan isinya) dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain.

Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allah-lah di kembalikan segala urusan. (Ali-Imran : 109).

Tauhid pada Sifat ialah :
Kita bergantung sepenuhnya pada Allah. Manusia tidak berhak atas segala sesuatu kecuali dengan izin Allah.
Artinya : kita menafikan diri jahir kita dan mengisbatkan diri kita hanya kepada Allah semata.

Tauhid pada Asma' ialah :
Kita memandang bahwa setiap yang ada dan wujud kita adalah membawa nama Allah dimanapun kita berada di situ ada Allah.

Tauhid pada Af'al ialah :
Kelakuan kita adalah kelakuan Allah SWT semata.
Artinya : kita menafikan kelakuan diri jahir kita dengan mengisbatkan diri bathin kita itu ialah kelakuan zat Allah semata.

1. Suhudul Kasra fil Wahda
Artinya : saksikanlah pada yang banyak itu, kepada yang satu.

2. Suhudul Wahda fil Kasra
Artinya : saksikanlah pada yang satu itu, kepada yang banyak.

Ma'rifatullah ialah :
Mengenal Allah SWT. Pada Zat-Nya, pada Sifat-Nya, pada Asma'-Nya dan pada Af'al-Nya.

1. Awaludin Ma'rifatullah
Awal agama mengenal Allah.

2. Layasul Shalat Illa Bin Ma'rifatullah
Tidak syah sholat tanpa mengenal Allah.

3. Man Arafa Nafsahu Fakat Arafa Rabbahu
Barang siapa mengenal dirinya dia akan mengenal Tuhannya.

4. Alastubirafbikum Qolu Bala Syahidena
Bukankah Aku ini Tuhanmu ? Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi (QS. Al-Araf 172)

5. Al Insaanu Sirri Wa Anna Sirruhu
Manusia itu rahasiaku dan Akulah rahasianya.

6. Wafi Amfusikum Afala Tub Siruun
Aku ada di dalam jiwamu mengapa kamu tidak memperhatikan.

7. Wanahnu Akrabi Min Habil Wariz
Aku lebih dekat dari urat nadi lehermu.

8. Laa Tak Budu Rabbana Lam Yarah
Aku tidak akan menyembah Allah bila aku tidak melihatnya lebih dahulu.

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH

Pada alam Raibul Ruyub yaitu dalam keadaan antah berantah pada zat semata-mata yaitu belum ada awal dan belum ada akhir, belum ada bulan, belum ada matahari, belum ada bintang belum ada sesuatu. Malahan belum ada Tuhan yang bernama Allah, maka dalam keadaan ini, diri yang empunya zat tersebut ialah mentajalikan diri-Nya untuk memuji diri-Nya.

Lantas di tajali-Nya-lah Nur Allah dan kemudian di tajali-Nya pula Nur Muhammad yaitu insan kamil, yang pada peringkat ini di namakan anta ana, ana anta. Maka yang empunya zat bertanya kepada Nur Muhammad dan sekalian roh untuk menentukan kedudukan dan taraf hamba.

Lantas di tanyakannya kepada Nur Muhammad, apakah Aku ini Tuhanmu ? Maka menjawablah Nur Muhammad yang mewakili seluruh roh, ya Engkau Tuhanku. Persaksian ini dengan jelas di terangkan dalam Al-Qur'an surat Al-'Araf 172
Wa iz akhaza rabbuka mim bani Adama min zuhurihim zurriyyatahum wa asyhadahum 'ala anfusihim, alastu bi rabbikum, qalu bala syahidina, an taqulu yaumal-qiyamati inna kunna 'an haza gafilin.

"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) : "Bukankah Aku ini Tuhanmu ?" Mereka menjawab : "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan : "sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)."

Selepas pengakuan atau persumpahan Roh ini di laksanakan maka bermulalah era baru di dalam perwujudan Allah SWT. Seperti firman Allah dalam hadits qudsi yang artinya : "Aku suka mengenal diriku, lalu aku jadikan makhluk ini dan perkenalkan diriku kepada mereka lalu merekapun mengenal diriku.

Apa yang di maksud dengan makhluk ini ialah : Nur Muhammad sebab seluruh kejadian alam maya ini di jadikan dari pada Nur Muhammad. Tuhan yang empunya zat mentajalikan Nur Muhammad adalah untuk memperkenalkan diri-Nya sendiri dengan diri rahasianya sendiri, maka diri rahasianya itu adalah di tanggung dan di akui amanahnya oleh suatu kejadian yang bernama : Insan yang bertubuh diri bathin (Roh) dan diri bathin itulah diri manusia atau rohani.
Firman Allah dalam hadist qudsi :
Al Insaanu sirri wa ana sirruhu
Artinya : Manusia itu adalah Rahasiaku dan akulah yang menjadi rahasianya. Jadi yang di namakan manusia itu ialah karena ia mengandung Rahasia.

Dengan perkataan lain manusia itu menanggung Rahasia Allah maka manusia harus berusaha mengenal dirinya manusia akan dapat mengenal Tuhan-Nya, sehingga lebih mudah kembali menyerahkan dirinya kepada yang empunya diri pada waktu di panggil oleh Allah SWT yaitu tatkala berpisah Roh dengan jasad.

Firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 58 sebagai berikut :
Innallaha ya'murukum an tu'addul-amanati ila ahliha wa iza hakamtum bainan-nasi an tahkumu bil-'adl, innallaha ni'imma ya'izukum bih, innallaha kana sami'am basira.

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Hal tersebut di atas di pertegas lagi ole Allah dalam hadits qudsi :

Man arafa nafsahu, fakal arafa rabbahu
Artinya : barangsiapa mengenal dirinya maka ia mengenal Tuhannya.

Dalam menawarkan tugas yang sangat berat ini, pernah di tawarkan rahasia-Nya itu kepada langit, bumi dan gunung-gunung tetapi semuanya tidak sanggup menerimanya.

Seperti firman Allah SWT. Dalam Al-Qur'an surat Al-ahzab ayat 72.
Inna 'aradnal-amanata 'alas-samawati wal-ardi wal-jibali fa abaina ay yahmil-naha wa asyfaqna minha wa hamalahal-insan, innahu kana zaluman jahula.

Artinya : Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan di pikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.

Oleh karena amanat (rahasia Allah) telah di terima, maka adalah menjadi tanggung jawab manusia untuk menunaikan janjinya. Dengan kata lain tugas manusia adalah menjaga hubungannya dengan yang empunya Rahasia.

Setelah amanat (Rahasia Allah) di terima oleh manusia (diri bathin atau Roh) untuk tujuan inilah maka Adam dilahirkan untuk memperbanyak diri, diri penanggung rahasia dan berkembang dari satu dekade ke satu dekade, dari satu generasi ke satu generasi yang lain sampai alam ini mengalami kiamat dan rahasia di kumpulkan kembali.

Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun
Artinya : kita berasal dari Allah, kembali kepada Allah.

Ilmu Qalam ialah ilmu yang paling rendah tingkatannya yaitu Dunia. Namun demikian dengan ilmu ini manusia sudah sampai pergi ke bulan.

Ilmu Ghaib ialah ilmu yang diterima manusia melalui jalan laduni yaitu dengan petunjuk guru ghaib yang mursyid. Melalui 5 cara :

1. Nur yaitu petunjuk ghaib yang diterima melalui mimpi-mimpi yang bisa di terjemahkan oleh guru ghaib.

2. Tajali yaitu ilmu ghaib yang di terima melalui penjelmaan buah pikiran dari pada perasaan zuk semasa mereka menjalani latihan tarekat tasauf sehingga muncul dari akalnya suatu pengetahuan baru yang tidak pernah di ketahui sebelumnya.

Misalnya : terbacalah olehnya sepotong doa sedangkan doa tersebut belum pernah di bacanya atau di ketahuinya.

3. Cara Sir ialah : suatu jalan penyampaian ilmu ghaib secara rahasia, ia hanya dapat di rasakan dan di dengar oleh seseorang itu secara mutlak di mana seseorang itu akan mendengar suatu suara yang datang kepadanya. Suara tersebut akan memberitahu sesuatu dan mengajarkan ilmu ghaib dengan terang dan jelas berupa bisikan dan disertai dengan satu kelejatan yang sulit untuk diceritakan.

4. Cara Sirusir ialah suatu cara penyampaian ilmu dengan cara rahasia. Seseorang yang menerima ilmu ghaib dengan cara ini mereka dapat melihat dengan mata basir dan mendengar dengan telinga bathin.

5. Cara Tawasul ialah penjelmaan seorang guru atau wali-wali Allah yang ghaib dan mereka menjelma untuk bertemu dengan orang-orang tertentu yang sedang menjalankan ilmu tasauf, mereka ketemu dalam keadaan nyata (hidup) bukan dalam mimpi, dia datang sama seperti kedatangan tamu biasa atau kawan kita. Kadang-kadang penjelmaan mereka bisa di lihat oleh ramai, bila kebetulan penjelmaan itu terdapat banyak orang.

Perlu di ingat kedatangan mereka merupakan suatu penghormatan yang besar kepada ahli tasauf atau murid yang sedang mendalami ilmu tasauf.
Bagi mereka yang dapat menguasai dan mengalami sendiri ilmu ini maka sudah pasti mereka dapat menjelajahi seluruh alam maya.

Mereka di beri peluang untuk menjelajahi alam lain termasuk alam barzah, syurga dan neraka, arash dan qursy Allah SWT. Bagi mereka yang sudah sampai keperingkat ini jiwanya akan tenang di samping Tuhannya, semasa hidupnya di dunia ini dan juga dalam akhirat nanti, mereka adalah termasuk di kalangan manusia yang baik dan beruntung.

Ilmu Syahadah ialah merupakan martabat ilmu yang tertinggi, karena ilmu ini Tuhan yang akan mengajarkan kepada manusia.

Manusia di ajarkan untuk mengenali dirinya (jasmani) dan diri bathinnya (rohani). Hanya orang yang mempunyai martabat tinggi di sisi Allah yang dapat menguasai ilmu ini. Ilmu ini sangat luar biasa karena hanya di miliki oleh para rasul, nabi dan wali-wali Allah yang teragung. Maka beruntunglah manusia yang termasuk wali-wali Allah

.........Man Arafa Nafsahu, Fakal Arafa Rabbahu...........
("Barangsiapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhan-Nya")

NYAWA :

1. Nafas
Berada di mulut yaitu keadaan keluar masuk dari pada tubuh manusia.

2. Ampas
Berada di hidung yaitu keadaan keluar masuk dari pada tubuh manusia.

3. Tanapus
Berada di tengah-tengah antara telinga kanan dan telinga kiri.

4. Nupus
Berada di jantung yaitu keadaan ke dalam jua, tidak keluar tidak ke kanan, maupun kekiri, keatas maupun ke bawah, kehadapan maupun kebelakang, yaitu Alif pada insan yang meliputi sekalian tubuh manusia.

Hidup Nafas Karena Ampas
Hidup Ampas Karena Tanapas
Hidup Tanapas Karena Nupus

Hidup Nupus dengan Rahasia dan Rahasia itu adalah diri Rahasia Allah SWT, yaitu diri bathin manusia.

Orang yang sakti belum tentu dekat dengan Allah, tapi orang yang dekat dengan Allah pasti sakti. Orang cerdas memiliki rencana jangka panjang maupun jangka pendek, rencana jangka pendek : memiliki ilmu ghaib agar nyaman dan aman beribadah kepada Allah selama hidup di dunia, rencana jangka panjang : memiliki amal ibadah yang banyak dan berbobot tuk bekal bertemu Allah dan kengerian hari kiamat.....

Tidak ada komentar: