Minggu, 22 Mei 2011

Rahasia Shalat 5 (Lima) Waktu

Pada suatu hari Ali bin Abi Thalib R.A. berkata : "Sewaktu Rasulullah SAW duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Anshar, maka dengan tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi lalu berkata, "Ya Muhammad kami hendak bertanya kepada kamu kalimat-kalimat yang telah di berikan oleh Allah kepada Nabi Musa AS, yang tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat muqarrab."

Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Silahkan bertanya ?"

Bertanya orang Yahudi "coba terangkan kepada kami tentang 5 waktu yang di wajibkan oleh Allah atas umatmu."
Rasulullah SAW bersabda : "Shalat Zhuhur jika tergelincir matahari, maka bertasbihlah segala sesuatu kepada Tuhannya. Shalat Ashar itu ialah saat ketika Nabi Adam AS memakan buah khuldi. Shalat Maghrib itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam AS. Maka setiap mukmin yang shalat maghrib dengan ikhlas dan kemudian dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan mengabulkan permintaannya. Shalat Isyak itu ialah shalat yang dikerjakan oleh para Rasul sebelumku. Shalat Subuh adalah sebelum terbit matahari. Ini karena apabila matahari terbit, terbitnya di antara 2 tanduk syaitan dan di situ sujudnya setiap orang kafir."

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasulullah SAW, lalu mereka berkata, "Memang benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan di peroleh oleh orang yang shalat."
Rasulullah SAW bersabda, "Jagalah waktu-waktu shalat terutama shalat yang pertengahan. Shalat Zhuhur pada saat itu menyalanya Neraka Jahanam. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat ketika itu akan diharamkan atasnya uap api Neraka Jahanam pada hari kiamat."

Rasulullah bersabda lagi, "Manakala shalat Ashar, adalah saat di mana Nabi Adam AS memakan buah khuldi. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat Ashar akan di ampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir."

Selepas itu Rasulullah SAW membaca ayat yang bermaksud, "Jagalah waktu-waktu shalat terutama sekali shalat yang pertengahan. Shalat Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi Adam AS di terima. Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan shalat Maghrib kemudian meminta sesuatu dari Allah, maka Allah akan perkenankan."

Sabda Rasulullah SAW, "Shalat Isya (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk pergi menunaikan shalat Isyak berjamaah, Allah SWT haramkan dirinya daripada terkena nyala api neraka dan di berikan kepadanya cahaya untuk menyeberangi Titian Sirath."

Sabda Rasulullah SAW seterusnya, "Shalat Subuh pula, seseorang mukmin yang mengerjakan Shalat Subuh selama 40 hari secara berjamaah, di berikan kepadanya oleh Allah SWT dua kebebasan yaitu :
1. Di bebaskan daripada api neraka.
2. Di bebaskan dari nifaq.

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari pada Rasulullah SAW, maka mereka berkata, "Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad SAW. Kini katakan pula kepada kami semua, kenapakah Allah SWT mewajibkan puasa 30 hari atas umatmu ?"

Rasulullah SAW bersabda, "Ketika Nabi Adam AS memakan buah pohon khuldi yang di larang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam AS selama 30 hari. Kemudian Allah SWT mewajibkan ke atas keturunan Adam AS berlapar selama 30 hari. Sementara di izinkan makan di waktu malam itu adalah sebagai karunia Allah SWT kepada makhluk-Nya."
Kata orang Yahudi lagi, " Wahai Muhammad, memang benarlah apa yang kamu katakan itu. Kini terangkan kepada kami mengenai ganjaran pahala yang di peroleh daripada berpuasa itu."

Rasulullah SAW bersabda, "Seorang hamba yang berpuasa dalam bulan Ramadhan dengan ikhlas kepada Allah SWT, dia akan di berikan oleh Allah SWT tujuh perkara :
1. Akan di cairkan daging haram yang tumbuh dari badannya (daging yang tumbuh dari pada makanan yang haram).
2. Rahmat Allah senantiasa dekat dengannya.
3. Diberi oleh Allah sebaik-baiknya amal.
4. Di jauhkan dari pada merasa lapar dan dahaga.
5. Di ringankan baginya siksa kubur (siksa yang amat mengerikan).
6. Di berikan cahaya oleh Allah SWT pada hari kiamat untuk menyeberang Titian Shirath.
7. Allah SWT akan memberinya kemuliaan di syurga.

Kata orang Yahudi, "Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakan kepada kami kelebihanmu di antara semua para Nabi."
Rasulullah SAW bersabda, "Seorang Nabi menggunakan doa mustajabnya untuk membinasakan umatnya, tetapi saya tetap menyimpan doa saya (untuk saya gunakan memberi syafaat kepada umat saya di hari kiamat)."
Kata orang Yahudi, "Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Kini kami mengakui dengan ucapan Asyhadu alla illaha illallah wa annaka Rasulullah (kami percaya bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan engkau utusan Allah)."

Sedikit peringatan untuk kita semua :
"Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Surah Al-Baqarah : ayat 155).
"Allah tidak membebani seseorang malainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang di usahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang di kerjakannya." (Surah Al Baqarah : ayat 286).
Kesimpulan dari riwayat di atas ialah :
1. SHOLAT ZHUHUR
Saat menyalanya neraka jahanam maka tidak seorang mukmin yang melakukan sholat itu, melainkan di haramkan atasnya uap jahanam pada hari kiamat.

2. SHOLAT ASHAR
Saatnya Nabi Adam AS memakan buah larangan, maka tidak seorang mukmin yang melakukan sholat itu, melainkan keluar dosanya seperti bayi yang baru di lahirkan dari perut ibunya.

3. SHOLAT MAGHRIB
Saat itu di terima taubatnya Nabi Adam AS, maka tidak seorangpun mukmin yang malakukan sholat itu dengan ikhlas dan minta sesuatu dari Allah melainkan pasti di beri-Nya.

4. SHOLAT ISYA
Maka kubur itu gelap dari hari kiamat pun gelap, maka tidak seorang mukmin yang berjalan dalam kegelapan untuk melakukan sholat Isya berjamaah, melainkan di haramkan Allah dari terkena api neraka dan di beri penerangan saat menyebrang di atas jembatan shirat.

5. SHOLAT SUBUH
Maka tidak seorang mukmin yang mengerjakannya dalam berjamaah selama 40 hari berturut-turut (bila wanita sedang datang bulan tidak di hitung, jadi setelah selesai datang bulan maka sholatnya tetap di lanjutkan), melainkan di beri Allah dua kebebasan, yaitu kebebasan dari neraka dan kebebasan dari sifat munafik.
ISI DARI SUATU SHOLAT :
1. Membesarkan Allah (sewaktu takbir)
2. Mengagungkan Allah (sewaktu ruku')
3. Memuji Allah atau menghambakan (sewaktu sujud)
4. Mengesakan Allah
5. Berdoa

Sholat Taubat 2 rakaat paling baik yaitu di lakukan setelah sholat maghrib.
Amalan sholat sebelum di sampaikan kepada Allah maka akan melewati 7 lapis pemeriksaan Malaikat kecuali pada waktu sholat Maghrib, maka amalan sholat Maghrib langsung di sampaikan kepada Allah tanpa adanya pemeriksaan.

Bulan Rajab adalah Bulan Allah :
Di bulan ini Allah menunjukkan keagungan, kebesaran sifat dan karunia yaitu Nabi Muhammad SAW di perlihatkan oleh Allah dengan peristiwa yang belum pernah di lihat sebelumnya yaitu : Peristiwa Isra Mi'raj Terjadinya Surga dan Neraka, Peristiwa Hari Kiamat. Kita di anjurkan agar membersihkan jiwa dan raga, menyesali diri (bertobat), memperbanyak amalan sunnah seperti puasa, sedekah dan lain-lain.

Bulan Sya'ban adalah bulan Nabi Muhammad SAW. Kita di anjurkan untuk mempelajari sunah-sunah Nabi untuk menghiasi jiwa dengan rasa tawadu (rendah hati).
Bulan Ramadhan adalah bulan Umat Nabi Muhammad SAW setelah mengalami tahapan bulan rajab dan sya'ban maka di bulan Ramadhan di mana umat muslim bisa kembali fitrah. Di bulan ini kita harus dapat merealisasikan dengan amal perbuatan.


Jadilah engkau "Muhammad" agar dikasihi oleh Allah dan Muhammad, maka di saat engkau taat, engkau adalah Ahmad.

Makna jadilah engkau seperti "Muhammad" itu makna yang sangat dalam, dalam tasawuf.....
Tubuh kasar kita bila dalam keadaan sujud maka akan berbentuk tulisan Muhammad (dalam huruf Arab), itu adalah isyarat yang tersirat, maka tidak salah hadits Nabi :
"Barangsiapa meninggalkan shalat, dia bukan umatku"

Dan bila kita berdiri tegak dalam shalat, maka tubuh kita tegak seperti "Alif"......, ketika ruku' maka membentuk huruf "Ha"....., ketika kita sujud maka membentuk huruf "Mim"......., dan ketika duduk tahyat maka membentuk huruf "Dal"...... Jadi lengkapnya..... ALIF, HA', MIM, DAL = AHMAD.... (Nama Rasulullah sebelum lahir kedunia atau maknanya "Aku memujinya".....siapa "Aku" Disini....??? AKU ialah ALLAH SWT.

Makna Muhammad adalah "Kami memujinya" (Kami disini di maksudkan adalah kita atau semua makhluk).....

Jadi maksud dari kalimat....."Jadilah Engkau Muhammad...." Agar di kasihi oleh Muhammad maka saat engkau taat sesungguhnya engkau Ahmad....adalah shalatlah kamu sesuai syariat yang di ajarkan Nabi agar di kasihi Allah SWT dan Rasulullah Muhammad..... Dan sesungguhnya bila kita shalat kita adalah umat Muhammad.... Ini makna yang tersirat.....

Karena Rasulullah di turunkan ke dunia untuk menyampaikan "syariat" dan perbuatan shalat itu syariat, maka bila kita shalat (taat menjalankan perintah-Nya) maka itulah ummat "Muhammad".

Kata Muhammad dalam tulisan Arab adalah posisi ketika sedang sujud atau shalat..... Makna lebih dalam lagi dari sujud adalah wujud penyerahan diri kepada Allah SWT atau melaksanakan perintahnya, sedangkan shalat adalah perbuatan syariat yang paling pokok"
"Sesungguhnya shalat itu Tiang Agama"

Maka MIM....itu sebagai isyarat kepala kita dan HA'.....sebagai isyarat badan dari bahu sampai batas pinggang dan pinggang kita sebagai isyarat MIM.......dan telapak kaki kita sebagai isyarat DAL.....

Makna yang lebih dalam dari sikap sujud atau menyembah (sujud atau perbuatan shalat) adalah penyerahan diri kepada Allah SWT (merendahkan dahi dan meletakkan di lantai adalah sikap Taat atau Patuh).

Shalat itu harus berjamaah yaitu jamaah secara hakekat, menjamaahkan badan, gerak perbuatan, ucapan, pendengaran, pikiran, nafsu, ruh, rahsa, nur, di imami muhammadd sejati menuju Allah (dzat sifat asma' afngal).

Sabtu, 21 Mei 2011

TAUHID

Kita bergantung kepada Allah secara mutlak tanpa ada sedikitpun rasa syak wasangka dan was-was terhadap Allah.
Artinya : kita bertauhid kepada zat, pada sifat, pada Asma dan pada Af'al Allah semata.

Tauhid pada zat ialah :
Kita mutlak yakin bahwa zat Allah lah yang memerintah alam maya ini (dunia dan isinya) dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain.

Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allah-lah di kembalikan segala urusan. (Ali-Imran : 109).

Tauhid pada Sifat ialah :
Kita bergantung sepenuhnya pada Allah. Manusia tidak berhak atas segala sesuatu kecuali dengan izin Allah.
Artinya : kita menafikan diri jahir kita dan mengisbatkan diri kita hanya kepada Allah semata.

Tauhid pada Asma' ialah :
Kita memandang bahwa setiap yang ada dan wujud kita adalah membawa nama Allah dimanapun kita berada di situ ada Allah.

Tauhid pada Af'al ialah :
Kelakuan kita adalah kelakuan Allah SWT semata.
Artinya : kita menafikan kelakuan diri jahir kita dengan mengisbatkan diri bathin kita itu ialah kelakuan zat Allah semata.

1. Suhudul Kasra fil Wahda
Artinya : saksikanlah pada yang banyak itu, kepada yang satu.

2. Suhudul Wahda fil Kasra
Artinya : saksikanlah pada yang satu itu, kepada yang banyak.

Ma'rifatullah ialah :
Mengenal Allah SWT. Pada Zat-Nya, pada Sifat-Nya, pada Asma'-Nya dan pada Af'al-Nya.

1. Awaludin Ma'rifatullah
Awal agama mengenal Allah.

2. Layasul Shalat Illa Bin Ma'rifatullah
Tidak syah sholat tanpa mengenal Allah.

3. Man Arafa Nafsahu Fakat Arafa Rabbahu
Barang siapa mengenal dirinya dia akan mengenal Tuhannya.

4. Alastubirafbikum Qolu Bala Syahidena
Bukankah Aku ini Tuhanmu ? Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi (QS. Al-Araf 172)

5. Al Insaanu Sirri Wa Anna Sirruhu
Manusia itu rahasiaku dan Akulah rahasianya.

6. Wafi Amfusikum Afala Tub Siruun
Aku ada di dalam jiwamu mengapa kamu tidak memperhatikan.

7. Wanahnu Akrabi Min Habil Wariz
Aku lebih dekat dari urat nadi lehermu.

8. Laa Tak Budu Rabbana Lam Yarah
Aku tidak akan menyembah Allah bila aku tidak melihatnya lebih dahulu.

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH

Pada alam Raibul Ruyub yaitu dalam keadaan antah berantah pada zat semata-mata yaitu belum ada awal dan belum ada akhir, belum ada bulan, belum ada matahari, belum ada bintang belum ada sesuatu. Malahan belum ada Tuhan yang bernama Allah, maka dalam keadaan ini, diri yang empunya zat tersebut ialah mentajalikan diri-Nya untuk memuji diri-Nya.

Lantas di tajali-Nya-lah Nur Allah dan kemudian di tajali-Nya pula Nur Muhammad yaitu insan kamil, yang pada peringkat ini di namakan anta ana, ana anta. Maka yang empunya zat bertanya kepada Nur Muhammad dan sekalian roh untuk menentukan kedudukan dan taraf hamba.

Lantas di tanyakannya kepada Nur Muhammad, apakah Aku ini Tuhanmu ? Maka menjawablah Nur Muhammad yang mewakili seluruh roh, ya Engkau Tuhanku. Persaksian ini dengan jelas di terangkan dalam Al-Qur'an surat Al-'Araf 172
Wa iz akhaza rabbuka mim bani Adama min zuhurihim zurriyyatahum wa asyhadahum 'ala anfusihim, alastu bi rabbikum, qalu bala syahidina, an taqulu yaumal-qiyamati inna kunna 'an haza gafilin.

"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) : "Bukankah Aku ini Tuhanmu ?" Mereka menjawab : "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan : "sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)."

Selepas pengakuan atau persumpahan Roh ini di laksanakan maka bermulalah era baru di dalam perwujudan Allah SWT. Seperti firman Allah dalam hadits qudsi yang artinya : "Aku suka mengenal diriku, lalu aku jadikan makhluk ini dan perkenalkan diriku kepada mereka lalu merekapun mengenal diriku.

Apa yang di maksud dengan makhluk ini ialah : Nur Muhammad sebab seluruh kejadian alam maya ini di jadikan dari pada Nur Muhammad. Tuhan yang empunya zat mentajalikan Nur Muhammad adalah untuk memperkenalkan diri-Nya sendiri dengan diri rahasianya sendiri, maka diri rahasianya itu adalah di tanggung dan di akui amanahnya oleh suatu kejadian yang bernama : Insan yang bertubuh diri bathin (Roh) dan diri bathin itulah diri manusia atau rohani.
Firman Allah dalam hadist qudsi :
Al Insaanu sirri wa ana sirruhu
Artinya : Manusia itu adalah Rahasiaku dan akulah yang menjadi rahasianya. Jadi yang di namakan manusia itu ialah karena ia mengandung Rahasia.

Dengan perkataan lain manusia itu menanggung Rahasia Allah maka manusia harus berusaha mengenal dirinya manusia akan dapat mengenal Tuhan-Nya, sehingga lebih mudah kembali menyerahkan dirinya kepada yang empunya diri pada waktu di panggil oleh Allah SWT yaitu tatkala berpisah Roh dengan jasad.

Firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 58 sebagai berikut :
Innallaha ya'murukum an tu'addul-amanati ila ahliha wa iza hakamtum bainan-nasi an tahkumu bil-'adl, innallaha ni'imma ya'izukum bih, innallaha kana sami'am basira.

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Hal tersebut di atas di pertegas lagi ole Allah dalam hadits qudsi :

Man arafa nafsahu, fakal arafa rabbahu
Artinya : barangsiapa mengenal dirinya maka ia mengenal Tuhannya.

Dalam menawarkan tugas yang sangat berat ini, pernah di tawarkan rahasia-Nya itu kepada langit, bumi dan gunung-gunung tetapi semuanya tidak sanggup menerimanya.

Seperti firman Allah SWT. Dalam Al-Qur'an surat Al-ahzab ayat 72.
Inna 'aradnal-amanata 'alas-samawati wal-ardi wal-jibali fa abaina ay yahmil-naha wa asyfaqna minha wa hamalahal-insan, innahu kana zaluman jahula.

Artinya : Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan di pikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.

Oleh karena amanat (rahasia Allah) telah di terima, maka adalah menjadi tanggung jawab manusia untuk menunaikan janjinya. Dengan kata lain tugas manusia adalah menjaga hubungannya dengan yang empunya Rahasia.

Setelah amanat (Rahasia Allah) di terima oleh manusia (diri bathin atau Roh) untuk tujuan inilah maka Adam dilahirkan untuk memperbanyak diri, diri penanggung rahasia dan berkembang dari satu dekade ke satu dekade, dari satu generasi ke satu generasi yang lain sampai alam ini mengalami kiamat dan rahasia di kumpulkan kembali.

Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun
Artinya : kita berasal dari Allah, kembali kepada Allah.

Ilmu Qalam ialah ilmu yang paling rendah tingkatannya yaitu Dunia. Namun demikian dengan ilmu ini manusia sudah sampai pergi ke bulan.

Ilmu Ghaib ialah ilmu yang diterima manusia melalui jalan laduni yaitu dengan petunjuk guru ghaib yang mursyid. Melalui 5 cara :

1. Nur yaitu petunjuk ghaib yang diterima melalui mimpi-mimpi yang bisa di terjemahkan oleh guru ghaib.

2. Tajali yaitu ilmu ghaib yang di terima melalui penjelmaan buah pikiran dari pada perasaan zuk semasa mereka menjalani latihan tarekat tasauf sehingga muncul dari akalnya suatu pengetahuan baru yang tidak pernah di ketahui sebelumnya.

Misalnya : terbacalah olehnya sepotong doa sedangkan doa tersebut belum pernah di bacanya atau di ketahuinya.

3. Cara Sir ialah : suatu jalan penyampaian ilmu ghaib secara rahasia, ia hanya dapat di rasakan dan di dengar oleh seseorang itu secara mutlak di mana seseorang itu akan mendengar suatu suara yang datang kepadanya. Suara tersebut akan memberitahu sesuatu dan mengajarkan ilmu ghaib dengan terang dan jelas berupa bisikan dan disertai dengan satu kelejatan yang sulit untuk diceritakan.

4. Cara Sirusir ialah suatu cara penyampaian ilmu dengan cara rahasia. Seseorang yang menerima ilmu ghaib dengan cara ini mereka dapat melihat dengan mata basir dan mendengar dengan telinga bathin.

5. Cara Tawasul ialah penjelmaan seorang guru atau wali-wali Allah yang ghaib dan mereka menjelma untuk bertemu dengan orang-orang tertentu yang sedang menjalankan ilmu tasauf, mereka ketemu dalam keadaan nyata (hidup) bukan dalam mimpi, dia datang sama seperti kedatangan tamu biasa atau kawan kita. Kadang-kadang penjelmaan mereka bisa di lihat oleh ramai, bila kebetulan penjelmaan itu terdapat banyak orang.

Perlu di ingat kedatangan mereka merupakan suatu penghormatan yang besar kepada ahli tasauf atau murid yang sedang mendalami ilmu tasauf.
Bagi mereka yang dapat menguasai dan mengalami sendiri ilmu ini maka sudah pasti mereka dapat menjelajahi seluruh alam maya.

Mereka di beri peluang untuk menjelajahi alam lain termasuk alam barzah, syurga dan neraka, arash dan qursy Allah SWT. Bagi mereka yang sudah sampai keperingkat ini jiwanya akan tenang di samping Tuhannya, semasa hidupnya di dunia ini dan juga dalam akhirat nanti, mereka adalah termasuk di kalangan manusia yang baik dan beruntung.

Ilmu Syahadah ialah merupakan martabat ilmu yang tertinggi, karena ilmu ini Tuhan yang akan mengajarkan kepada manusia.

Manusia di ajarkan untuk mengenali dirinya (jasmani) dan diri bathinnya (rohani). Hanya orang yang mempunyai martabat tinggi di sisi Allah yang dapat menguasai ilmu ini. Ilmu ini sangat luar biasa karena hanya di miliki oleh para rasul, nabi dan wali-wali Allah yang teragung. Maka beruntunglah manusia yang termasuk wali-wali Allah

.........Man Arafa Nafsahu, Fakal Arafa Rabbahu...........
("Barangsiapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhan-Nya")

NYAWA :

1. Nafas
Berada di mulut yaitu keadaan keluar masuk dari pada tubuh manusia.

2. Ampas
Berada di hidung yaitu keadaan keluar masuk dari pada tubuh manusia.

3. Tanapus
Berada di tengah-tengah antara telinga kanan dan telinga kiri.

4. Nupus
Berada di jantung yaitu keadaan ke dalam jua, tidak keluar tidak ke kanan, maupun kekiri, keatas maupun ke bawah, kehadapan maupun kebelakang, yaitu Alif pada insan yang meliputi sekalian tubuh manusia.

Hidup Nafas Karena Ampas
Hidup Ampas Karena Tanapas
Hidup Tanapas Karena Nupus

Hidup Nupus dengan Rahasia dan Rahasia itu adalah diri Rahasia Allah SWT, yaitu diri bathin manusia.

Orang yang sakti belum tentu dekat dengan Allah, tapi orang yang dekat dengan Allah pasti sakti. Orang cerdas memiliki rencana jangka panjang maupun jangka pendek, rencana jangka pendek : memiliki ilmu ghaib agar nyaman dan aman beribadah kepada Allah selama hidup di dunia, rencana jangka panjang : memiliki amal ibadah yang banyak dan berbobot tuk bekal bertemu Allah dan kengerian hari kiamat.....

Jumat, 20 Mei 2011

Rekreasi Jiwa Paling Nikmat

Ada satu-satunya cara hidup bila ingin menikmati hidup : SHALAT KHUSYUK. Shalat adalah bentuk komunikasi dengan sang maha terkasih Allah, pencerahan, rekreasi jiwa yang tidak bisa di tandingi kenikmatannya dengan cara apapun di alam semesta.
Masalahnya, kemana pikiran harus kita arahkan saat kita melakukan ibadah shalat ? Bila kita yakin bahwa shalat adalah meditasi tertinggi (meditasi transendental), maka seyogyanya kita pahami bagaimana menciptakan titik pikiran secara tepat sehingga shalat kita di katakan khusyuk dan benar.

Agama Islam memiliki satu ritual wajib yang di lakukan lima kali sehari, yaitu SHALAT. Dalam sehari, ada lima waktu shalat yaitu subuh, dhuhur, ashar, maghrib dan isya. Shalat juga merupakan rukun Islam artinya sesuatu yang wajib di lakukan bila manusia sudah memeluk agama ini rukun Islam ada lima : Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa dan Berhaji.

Ada juga shalat yang sifatnya tidak wajib, yaitu shalat sunnah. Ada banyak ragam shalat sunnah yang ada dalam Islam. Namun karena sifatnya sunnah, maka shalat ini bersifat melengkapi shalat-shalat wajib. Meskipun bersifat melengkapi, shalat sunnah bila di lakukan secara khusyuk disertai dengan niat hanya mengharapkan keridhaan Allah, maka nilainya sungguh luhur. Saking hebatnya ibadah shalat, sehingga di katakan bahwa "shalat adalah soko guru dan pondasi agama"

Yang perlu di perhatikan, kesempurnaan ibadah shalat memiliki dimensi individual dan sosial. Dimensi individual adalah bagaimana shalat itu di jadikan sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Sementara dimensi sosial shalat adalah bagaimana shalat membawa dampak positif bagi lingkungan sosial masyrakat di mana individu yang melakukan shalat itu berada.

Pada dasarnya, hakikat shalat adalah mengajak manusia untuk menyadari keberadaan Tuhan itu dekat yang melampaui batasan ruang dan waktu sehingga kemanapun manusia berada maka Dia selalu hadir, mengawasi, menjadi teman paling setia, dan menjadi kekasih yang tidak pernah absen sedikitpun untuk berbagi suka dan duka sekaligus sebagai wujud ketundukan manusia pada dzat yang serba Maha dan infinitum ini.

Kesadaran hakikat shalat ini akan memiliki pengaruh kuat dalam mencegah manusia dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar. Sebagaimana dijelaskan dalam ayat 45 surat Al-Ankabut "Sesungguhnya shalat itu mencegah (manusia) dari perbuatan keji dan mungkar". Ini sudah masuk dimensi sosial shalat seseorang yang berdiri untuk melakukan shalat dan mengucapkan TAKBIR, mengakui bahwa Allah SWT adalah Dzat yang maha lebih dari segala yang ada dan kita mengingat semua kenikmatan yang telah di berikan-Nya. Dengan mengucapkan syukur, ia memohon curahan kasih dan sayang-Nya, mengingat hari pembalasan, mengakui ketundukan, melakukan penyembuhan kepada-Nya, memohon pertolongan-Nya, meminta petunjuk untuk mendapatkan jalan yang lurus, dan memohon perlindungan sehingga tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang telah di murkai oleh-Nya serta tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang sesat.

Di dalam meditasi transendental shalat, pemusatan pikiran saat kita mengucapkan Al-Fatihah ini adalah mengosongkan gambaran pikiran apapun kecuali gambaran pikiran yang tidak di buat oleh kita, melainkan biarkan kita menerima gambaran yang di berikan oleh Tuhan.

Kita pasrah, kita tidak lagi berusaha untuk fokus : semua penggambaran wujud Tuhan itu hanya dalam bahasa, sedangkan saat shalat kita biarkan diri ini mengalir pasrah sehingga hidayah-Nya turun. Hidayah-Nya dalam shalat ini berupa gambaran yang sangat tentang wujud-Nya, selain itu naik pada tingkatan bayangan dan gambaran yang paling sulit di dapat dalam kehidupan rutin yang terbatas. Oleh karena itu pengalaman dalam psikolog shalat ini di sebut meditasi transendental yang susah untuk di tulis.

Awal kesadaran tertinggi tentang shalat sejatinya harus di ikuti dengan tafakkur atau berpikir tentang obyek-obyek kongkret sebelum akhirnya menuju ke obyek yang abstrak. Pengosongan pikiran dan melupakan segala keruwetan dalam benak yang dapat mengganggu kekhusyukan shalat dan konsentrasi pada tujuan shalat : "Bahwa kita sedang berhadapan dan komunikasi dengan Allah"

Sebagaimana semua aktifitas lainnya, shalat juga butuh latihan. Khusyuk memang sulit namun bila berulang-ulang di latih akhirnya juga akan mampu untuk pasrah, tidak berpikir tentang obyek shalat namun membiarkan diri ikhlas untuk hanyut dalam shalat.

Dalam taraf belajar shalat, bila pikiran kemudian melayang ke mana-mana maka seorang harus kembali mengonsentrasikan pikiran pada "apa" yang ia pilih sebagai obyek pikiran dalam shalat. Ia harus mengambil posisi badan rileks, otot-otot tidak kaku. Latihan ini harus selalu di ualng-ulang, sehingga tahap demi tahap berfikirnya menjadi lebih dalam, badan terasa lebih ringan, pikiran menjadi bersih, jiwa menjadi terbang ke langit yang kekuasaannya tiada berhingga. Bersamaan dengan itu, hilang pula segala perasaan gelisah, sedih, galau, dan segala gangguan jasmani yang dirasakan sebelumnya.

Seorang mukmin akan mudah memahami psikologi shalat yang demikian karena memiliki kesamaan yang jelas dengan proses tafakur tentang penciptaan langit dan bumi yang di sertai dzikir dan bertasbih kepada obyek yang "Maha tak terjangkau" yaitu Allah, baik berdiri, duduk, rileks, berbaring. Tujuannya dalah upaya melepaskan atau menjauhkan dari pengaruh yang mengganggu konsentrasi, keruwetan angan-angan pikiran, perasaan, ataupun kebisingan dan keramaian.

Sebagaimana seseorang yang bertafakkur bertasbih, dan bermeditasi akan dapat menangkap makna dan pengetahuan baru yang sebelumnya tidak terlintas dalam hati. Keduanya menggunakan kedalaman tafakkur untuk membersihkan pengetahuan lahiriah dari belenggu penjara rutinitas kehidupan material menuju kebebasan menatap lepas ke atas, menuju pengetahuan yang luas tak terbatas.

Bila shalat kita sudah khusyuk diri kita akan mampu keluar badan kecil ini. Jiwa kita menjadi tidak terikat dalam wujud jasmani, mempunyai keluasan wujud dan kemampuan "melihat tanpa bola mata", "mendengar tanpa daun telinga" dan merasakan keuniversalan jiwa yang tak terbatas oleh waktu dan ruang. "Inilah Jiwa" yang memiliki "watak yang sama dengan jiwa-jiwa lainnya, dimana hal yang membedakan adalah "kemana akhir kembalinya sang jiwa".

Dalam shalat, ada tahap yang di sebut RUKU' yaitu dengan membungkukkan badan, laksana seorang hamba dengan meletakkan dahi di atas permukaan tanah di haribaan suci-Nya untuk mengakui kebesaran dan kemuliaan-Nya, serta menghapus segala ego dan kesombongan yang ada pada dirinya.

Lalu ia pun akan mengucapkan syahadat untuk memberikan kesaksian atas keesaan-Nya dan risalah Rasul-Nya. Setelah itu, ia mengirimkan shalawat kepada utusan-Nya yang mulia, Rasulullah saw, dan menengadahkan kedua tangannya di bawah mihrab suci-Nya untuk memohon belas kasih supaya di masukkan ke dalam golongan hamba-hambaNya yang salih. Semua faktor ini adalah sebuah rekreasi spiritual yang tidak ada bandingannya, terbakarnya semangat spiritual, sebuah gelombang besar yang mampu melebur ke Dzat Tuhan.

Di dalam salah satu hadis di kisahkan bahwa pada masa Rasulullah saw terdapat seorang pria muda dari kaum Anshar yang senantiasa mengikuti shalat yang di lakukan oleh Rasulullah saw. Tetapi, pada sisi lain ia masih senantiasa bergelimang dalam berbagai maksiat. Lalu, hal ini di sampaikan kepada Rasul saw. Mendengar laporan ini beliau bersabda, "suatu hari nanti shalatnya dapat mencegahnya dari perbuatan-perbuatannya tersebut".

Sedemikian pentingnya pengaruh shalat, hingga pada sebagian riwayat Islam di sebutkan bahwa bias yang akan muncul dari pelaksanaan shalat akan menjadi tolok ukur apakah shalat yang di lakukan oleh seseorang telah di terima di sisi-Nya ataukah belum.

Imam Ash Shadiq as dalam salah satu hadis berkata, "seseorang yang ingin melihat apakah shalatnya telah di terima oleh Allah swt atau belum hendaklah ia melihat apakah shalat yang telah dilakukannya ini dapat mencegahnya dari perbuatan yang keji dan mungkar atau tidak ? Sejauh mana ia telah tercegah dari hal-hal tersebut, sekadar itu pulalah shalat yang dilakukannya telah di kabulkan di sisi-Nya".

Bahkan, dapat di akui bahwa unsur utama dari pencegah perbuatan keji dan mungkar adalah mengingat (Dzikir Allah). Pada prinsipnya, "Mengingat Allah SWT, merupakan inti detak kehidupan kalbu manusia dan puncak ketenangan hati. Tidak ada sesuatu pun selainnya yang bisa mencapai tingkatan semacam ini.

Pembahasan tentang SHOLAT oleh karenanya bisa di rangkum sebagai berikut :
1. Sholat adalah ibadah terpenting dalam agama Islam setelah syahadat.
2. Hakikat dan filsafat shalat adalah mengingat Allah SWT.
3. Shalat merupakan media mengoreksi diri, memperbaiki diri, dan bertaubat.
4. Shalat merupakan media penghibur luka, barutan, dan goresan dosa di dalam ruh dan jiwa manusia akan sembuh karena kemanjuran obat yang berbentuk shalat.
5. Shalat merupakan tanggul penghalang berbuat keji dan jahat.
6. Shalat menguatkan iman di dalam kalbu manusia dan menumbuhkan tunas-tunas ketakwaan baru di dalam hati.
7. Shalat akan menghancurkan kelalaian terhadap tujuan penciptaan dan tenggelam dalam kehidupan materi serta kelezatan duniawi yang hanya sekejap.
8. Dengan shalat menghilangkan kesombongan ego dan merendahkan diri di hadapan-Nya.
9. Dengan shalat, kehadiran-Nya terasa dekat.
10. Shalat itu penyempurnaan akhlak.
11. Shalat menghidupkan hakikat keikhlasan dalam beramal.
12. Shalat membawa kesucian hidup.
13. Shalat itu penguat semangat disiplin.

Meskipun tanpa memperhatikan kandungan yang ada di dalam shalat pada hakikatnya ia mengajak manusia untuk hidup dalam kesucian. Hal ini dapat kita ketahui dari syarat tempat yang dipergunakan untuk melakukannya, pakaian yang dikenakan, alas dan air yang di tuangkan untuk berwudhu serta mandi. Dan juga tempat yang dipergunakan oleh seseorang untuk mandi dan berwudhu harus merupakan tempat yang betul-betul tidak terkotori oleh ghasab dan tidak di peroleh dengan cara zalim dan melanggar hak-hak orang lain.

Seseorang yang terkotori dengan kezaliman, ternodai oleh sifat-sifat nafsu manusia seperti riba, ghasab, mengurangi timbangan dalam transaksi, korupsi dan usaha-usaha yang di lakukan dengan menggunakan kekayaan dari sumber yang haram, bagaimanapun akan mengotori ruhaninya sehingga akan melunturkan diri yang telah shalat. Oleh karena itu, pengulangan shalat sebanyak lima kali dalam sehari semalam merupakan sebuah ajakan untuk menghormati hak-hak orang lain.

Shalat juga akan menguatkan semangat disiplin dalam diri manusia, karena bagaimanapun juga, shalat harus benar-benar di lakukan pada waktu yang telah di tentukan. Pelaksanaan shalat yang dilakukan dengan mengakhirkan atau mempercepat dari waktu yang seharusnya akan menyebabkan batalnya shalat yang di lakukan oleh seseorang. Demikian juga dengan aturan dan hukum-hukum lain dalam masalah niat, berdiri, ruku', dan sujud. Memperhatikan semua ini akan menumbuhkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari menjadi betul-betul mudah dan lancar.

Terakhir, pembahasan tentang shalat akan di tutup dengan sebuah hadis, Imam Ali bin Musa Ar Ridha as suatu ketika di tanyakan tentang makna shalat. "Tujuan di syariatkannya shalat adalah "Pengakuan terhadap ketuhanan Allah SWT, melawan syirik dan penyembahan berhala, berdiri di hadapan haribaan-Nya dalam puncak kekhusyukan dan kerendahan diri, mengakui dosa-dosa serta memohon pengampunan-Nya terhadap dosa-dosa yang telah di lakukannya, dan meletakkan dahi untuk hormat kepada-Nya".

Demikian juga, tujuan di syariatkannya shalat adalah supaya manusia senantiasa terjaga, awas eling dan waspada. Hati yang tercerahkan tanpa ada keakuan yang berlebihan, tidak sombong dan mabuk dengan diri dan hartanya, agar manusia menjadi orang-orang yang khusyu' dan tawadhu', serta mencari dan mencintai Tuhan. Selain konsistensi doa-doa kepada Allah sepanjang hari dan malam yang di hasilkan dari sinar shalat, shalat akan membuat manusia menemukan jati diri yang sesungguhnya.

Kamis, 19 Mei 2011

Mukjizat Terkabulnya Doa

Seorang datang kepada Nabi Isa A.S dan bertanya : Ajarilah kami suatu ilmu yang karenanya Allah mengabulkan doa kami ? Isa A.S menjawab : "Bencilah dunia, niscaya Allah SWT mengabulkan doamu"

Membenci dunia ? Ternyata ini kunci dikabulkannya doa manusia kepada Tuhan Yang Maha Kudus. Penemu kunci ini tidak sembarangan lho. Kita semua tahu, dia adalah Nabi yang punya sebutan Ruh Allah, yang terkenal karena simbol bahasa pancaran kasih sayangNya kepada manusia.

Pada suatu hari, Isa A.S berada di dalam suasana yang muram. Hujan lebat, guntur dan petir menyambar-nyambar sehingga memaksa Isa mencari tempat berlindung. Tiba-tiba pandangan matanya jatuh pada sebuah kemah yang terletak di kejauhan. Ia berlari mendatangi kemah, namun saat akan masuk ternyata ada seorang perempuan di dalamnya. Isa mengurungkan masuk dan pergi lagi mencari tempat lain.

Tiba-tiba, ia menemukan sebuah gua di kaki gunung dan berniat masuk ke dalamnya. Betapa terkejutnya Isa, ternyata di dalam gua terdapat seekor singa. Isapun kemudian berdoa :...."Tuhanku, Engkau ciptakan bagi setiap sesuatu tempat berlindungnya, tetapi Engkau tidak menjadikan tempat berlindung untukku"

Allah langsung merespon doa Isa dan mewahyukan kalam : "Tempat berlindungmu adalah rahmat-Ku"

Nabi Isa A.S kemudian berjalan gontai merenungkan kalam Ilahi tersebut sambil memohon ampunan-Nya. Ia kemudian bertemu dengan seorang pengikutnya, Hawariyun dan berdua meneruskan perjalanan menuju suatu tempat. Keduanya melewati sebuah kampung yang sunyi dan sepi. "Kemana penduduknya ?..."Kata Isa dalam hati.

Tiba-tiba, sebuah pemandangan mengerikan terlihat. Mayat-mayat bergelimpangan di halaman-halaman rumah dan di jalan-jalan. Isa lantas berkata pada Hawariyun : "Wahai Hawariyun, mereka mati karena kemurkaan. Kalau mereka mati bukan karena itu, maka mereka saling menguburkan."

"Wahai Ruh Allah, kami ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mereka ?" tanya Hawariyun. Isa lantas memohon kepada Allah, lalu DIA mewahyukan kalam kepada Isa : "Jika malam tiba, panggilah ruh mereka, maka mereka akan menjawab panggilanmu."

Malam pun tiba. Suara burung gagak hitam bersahut-sahutan di bukit tempat Isa dan Hawariyun duduk bersila. Di kejauhan, tampak kampung yang penuh mayat tersebut disinari cahaya bulan.

Isa pun naik ke puncak bukit dan memanggil para ruh: "Wahai penghuni kampung" Salah satu ruh penghuni kampung menjawab : "Aku memenuhi seruanmu, wahai Ruh Allah"

"Bagaimana keadaan kalian dan bagaimana kisah kalian kok kampung ini hancur ?" tanya Isa A.S. Ruh itu menjawab: "Saat malam tiba, kami semua penghuni kampung masih sehat, tapi menjelang pagi kami semua ditimpa kematian"

Isa bertanya : Bagaimana bisa begitu ? "Karena kami mencintai dunia dan menaati ahli maksiat" kata ruh tersebut. "Bagaimana sesungguhnya kecintaan kalian kepada dunia ? Tanya Isa. Ruh menjawab : Seperti kecintaan anak kepada ibunya. Jika ia datang, kami senang. Namun jika ia hilang kami sedih dan menangisinya."

Isa bertanya lagi : "Bagaimana keadaan teman-teman sekampungmu, mengapa mereka tidak menjawab pertanyaanku ?" "Mereka sekarang diikat tali dari api oleh para malaikat yang bertangan kekar" kata Ruh itu. Isa melanjutkan pertanyaannya, "Bagaimana engkau bisa menjawab pertanyaan-pertanyaanku ?"

Ruh itu menjawab : "Saat azab datang itu, aku sedang berada di tengah-tengah mereka. Tetapi aku bukan bagian dari mereka. Saat azab meluluh lantakkan kampung, kami semua mati dan kemudian di masukkan ke neraka. Namun aku sempat bergantung pada tepi neraka tanpa tahu apakah selamat atau jatuh ke dalamnya hingga sekarang ini"

Isa kemudian menyelesaikan dialognya dengan ruh itu dan berpesan kepada Hawariyun, pengikutnya yang sejak tadi menungguinya. "Hai Hawariyun, makanlah roti gandum dengan garam tumbuk. Berpakaianlah tenunan kasar dan tidurlah di atas tumpukan sampah, niscaya engkau selamat di dunia dan akhirat" kata Isa.

Dari kisah di atas bisa disimpulkan bahwa kunci terkabulnya doa menurut Nabi Isa A.S adalah MEMBENCI DUNIA. Maksudnya adalah tidak menjadikan dunia sebagai titik orientasi hidup sehingga bisa membuat laku spiritual kita mandeg dan stagnan. Inilah yang harus dihindari oleh pejalan spiritual yang ingin meneruskan perjalanan batinnya menuju makrifat kepada-Nya.

Kunci yang sama di sampaikan oleh Nabi Musa A.S. Suatu ketika, Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Musa sebagai berikut : "Wahai Musa, janganlah sekali-kali kamu cenderung mencintai dunia karena dengan begitu kamu tidak akan mendatangkan kepada-Ku pengagungan yang sebenarnya lebih utama daripada mengagungkan dunia"

Masih kepada Musa, Allah mewahyukan kalam : "Wahai Musa, tidaklah bagimu ada tempat bagi orang-orang zalim. Sebab bagimu bukanlah tempat yang darinya keluar cita-citamu dan berpisah darinya akalmu. Dunia adalah sejelek-jeleknya tempat. Kecuali bagi orang-orang yang beramal, maka ia adalah sebaik-baiknya tempat. Wahai Musa, aku mengawasi orang zalim sehingga mengambil darinya kebaikan untuk orang yang di zaliminya"

Begitu pula sikap Nabi Sulaiman. Nabi yang di kenal karena kekuasaan dan kekayaan yang tiada bandingannya di bumi pada suatu ketika berada di tengah arak-arakan. Burung-burung di atasnya, manusia dan jin di kanan-kirinya. Di tengah arak-arakan, seorang dari Bani Israil yang ahli ibadah berkata pada Sulaiman : "Demi Allah, wahai putra Dawud, Allah telah memberikan kepadamu kerajaan yang besar."

Mendengar kalimat itu, Sulaiman berkata : "TASBIH seorang yang beriman kepada Allah lebih baik dari pada yang diberikan kepada putra Dawud (Sulaiman red). Sebab yang diberikan kepada putra Dawud akan hilang sedangkan tasbih akan kekal selama-lamanya."

Isa AS pernah berkata : "LAUK PAUKKU ADALAH LAPAR, SUKURKU ADALAH TAKUT, PAKAIANKU ADALAH BULU DOMBA, PELITAKU ADALAH BULAN, TUNGGANGANKU ADALAH KEDUA KAKIKU, MAKANANKU ADALAH APA YANG TUMBUH DI TANAH DAN AKU TIDAK MEMPUNYAI SESUATU APAPUN. AKU MEMASUKI PAGI TANPA SESUATU YANG KUMILIKI. AKAN TETAPI, TIDAK SEORANG PUN DI MUKA BUMI YANG LEBIH KAYA DARIKU"

Diriwayatkan dari kisah nabi pertama, Adam AS bahwa setelah memakan buah khuldi dari pohon, perutnya bergerak-gerak untuk mengeluarkan kotoran. Hal ini tidak terjadi pada makanan surga yang lain sehingga Adam memang dilarang untuk mendekati pohon laknat tersebut. Karena perutnya mulas, ia mulai berputar-putar di surga sehingga Allah SWT memerintahkan malaikat untuk mengajaknya bicara : "Apa yang kamu inginkan ?"

"Aku ingin menghilangkan penyakit yang ada di perutku" jawab Adam. Malaikat itu menjawab : "Tempat apa yang kau inginkan untuk membuangnya, apakah di atas kasur, di atas dipan, di sungai atau di bawah pohon ? Tahukah kamu tempat yang paling cocok untuk membuang penyakit dan kotoran di dalam perutmu adalah dunia !"

Maka diturunkanlah Adam ke dunia : tempat terkotor yang sangat berbeda dengan di surga yang penuh kemuliaan.

Nabi Nuh A.S pada suatu ketika di datangi Jibril untuk menyampaikan wahyu : Wahai Nabi yang paling panjang umur, bagaimana anda mensikapi dunia ini ? "Seperti rumah yang memiliki dua pintu, aku masuk dari pintu satu dan keluar dari pintu lainnya".

Nabi penutup, Muhammad Rasulullah SAW - nabi yang juga kenyang dengan kefakiran ini dan bila lapar perutnya di ganjal dengan batu - suatu ketika bersabda : BARANG SIAPA MEMASUKI PAGI SEMENTARA KEINGINANNYA ADALAH KEDUNIAAN, IA TIDAK BERNILAI DI SISI ALLAH. ALLAH AKAN MENUMBUHKAN KE DALAM HATINYA EMPAT HAL : (1). KEINGINAN YANG TIDAK TERPUTUS, (2). KESIBUKAN YANG TIADA HENTI, (3). KEFAKIRAN YANG TIDAK MENCAPAI KECUKUPAN, (4). ANGAN-ANGAN YANG TIADA AKHIR.

Jadi ternyata, itulah rahasia yang dipaparkan para nabi sepanjang masa kenapa suatu doa itu dikabulkan oleh Tuhan : yaitu mereka yang berdoa hendaknya TIDAK BERSANDAR PADA KEDUNIAAN KARENA HAKEKATNYA DUNIA ADALAH MAKHLUK YANG PALING DIBENCI TUHAN. Seperti sabda Rasulullah Muhammad SAW : keduniaan itu tergantung di antara langit dan bumi. Sejak Allah menciptakannya, DIA tidak pernah lagi memandangnya.

Pada hari kiamat dunia berkata : Tuhanku, apakah Engkau menjadikanku untuk menghina wali-Mu pada hari ini ? Tuhan menjawab : DIAMLAH, HAI SESUATU YANG TIDAK BERNILAI ! AKU TIDAK MERIDHOIMU UNTUK MEREKA DI DUNIA, LALU APAKAH AKU AKAN MERIDHOI MANUSIA YANG CINTA DUNIA HARI INI ?

Lepas Dari Belenggu Sihir Dengan Al Falaq Dan An Nas

A : "Kenapa lelaki ini?"
B : "Disihir orang"
A : "Siapa yang menyihir?"
B : "Labid bin Aksam, Yahudi"
A : "Dengan apa disihir?"
B : "Dengan sisir dan gigi sisir"
A : "Di mana?"
B : "Dalam buntalan daun tamar di bawah batu di telaga zarwan"

Itulah dialog dua malaikat saat melihat Rasulullah terbaring sakit yang merupakan Azbabun Nuzul (sebab-sebab turunnya) Surat Al Falaq dan An Nas. Dua surat ini diturunkan saat Rasulullah Muhammad SAW pulang dari Hudaibiyah di bulan Zulhijjah tahun ke 7 hijriah. Diriwayatkan setelah selesai perang Khaibar maka para pemimpin Yahudi berniat untuk terus menghabisi gerakan dan ajaran yang di bawa Muhammad SAW dengan berbagai cara.

Salah satu cara itu adalah cara-cara mistik yaitu menggunakan sihir. Di utuslah seorang pimpinan Yahudi untuk menemui dukun sihir Yahudi, Labid bin Aksam. Labid sang dukun sihir meminta syarat yaitu benda-benda pribadi milik Rasulullah. Singkatnya, dengan kerjasama dari seorang pendamping Rasulullah ditemukan sisir rambut nabi.

Ritual magis ilmu hitam pun dilakukan pada suatu malam oleh Labid bin Aksam. Sebuah lilin di bentuk menjadi seperti boneka kecil menyerupai tubuh manusia. Di dunia sihir, teknik ini fungsinya adalah visualisasi dan representasi tubuh yang akan di sihir. Sebuah teknik universal yang sudah jamak dilaksanakan oleh kalangan tukang sihir ilmu hitam di belahan dunia barat dan timur. Boneka lilin kemudian diikat dengan sebelas ikatan dan kemudian di tusuk dengan sebelas jarum dan di letakkan di sebuah tempat.

Maka saat itu Rasulullah di riwayatkan terkena sihir selama 40 hari. Tubuhnya panas dingin dan penuh kesakitan, meskipun tidak sampai membuat tewas sang kekasih Allah ini. Kesadarannya timbul dan kadang tenggelam hingga tidak mampu mengingat siapa dirinya.

Hingga akhirnya, pertolongan Allah SWT datang. DIA mengutus dua malaikat untuk mendatangi Rasulullah dari dua arah. Seorang malaikat datang di arah kepala (A) dan seorang malaikat datang di arah kaki (B). Terjadilah dialog antara dua malaikat sebagaimana yang telah ditulis di awal artikel tadi.

Rasulullah kemudian di buka kesadarannya oleh dua malaikat tersebut dan terbangun. Si Rasulullah kemudian menyuruh Sayidina Ali, Sayidina Zubir dan Omar bin Yasir untuk pergi ke telaga Zarwan. Di bawah sebuah batu, ditemukan buntalan daun tamar. Di dalam buntalan tersebut terdapat sisir rambut, gigi sisir dan boneka lilin yang diikat sebelas simpul dan sebelas jarum yang ditusukkan. Boneka tersebut kemudian di bawa ke Rasulullah SAW.

Selanjutnya, turunlah dua surat yaitu SURAT AL FALAQ DAN AN NAS. Apabila di baca satu ayat, maka terurailah satu ikatan, sehingga akhirnya semua ikatan gaib di tubuh Rasulullah terlepas. Rasulullah SAW akhirnya terbebaskan dari pengaruh semua sihir. Satu persatu jarum di boneka di cabut sambil membaca satu ayat, hingga akhirnya rasa sakit di seluruh tubuh Rasulullah menghilang.

Diriwayatkan dari 'Aisyah (R.a) bahwa usai kejadian tersebut pada setiap malam apabila akan tidur, Rasulullah membaca SURAT IKHLAS, SURAT AL FALAQ DAN SURAT AN NAS. Kemudian ditiupkan pada tapak tangan dan disapukan ke seluruh tubuh dan kepala.

Sayidina Ali (RA) memaparkan pernah Rasulullah di gigit kala jengking, kemudian beliau mengambil air garam, di bacakan surah Al Falaq dan An Nas lalu disapukan ke anggota tubuh yang di gigit kala jengking. Di riwayat lain yang disampaikan oleh Uqbah bin Amir : ketika aku sesat dalam perjalanan bersama dengan Rasulullah ia membaca surah Al Falaq dan An Nas dan aku pun di suruh membacanya.

Itulah sedikit sejarah Rasulullah SAW di masa silam. Sehingga kita juga bisa meneladani perilakunya menyembuhkan berbagai godaan ilmu hitam maupun godaan fisik lain dengan obat mujarab yaitu surah Al Falaq dan An Nas. Dua ayat ini memang terbukti efektif untuk membentengi diri dari kejahatan gaib. Bila di baca sebanyak 41 kali, selama 3 hari, 5 atau 7 hari berturut-turut maka kejahatan setan dan manusia akan hancur. Bila menghadapi penguasa yang kejam dan lalim, maka kita disarankan membaca surat Al Falaq dan surat An Nas masing-masing sebanyak 100 kali.

Makna Syariat Menuju Illahi

"Ya Allah, Ajari Kami Ingat Kepada-Mu, Bersyukur & Khusyu' Beribadah"

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, yang maha mengetahui seluruh rahasia tersembunyi dan dimana hati mukminin bergetar tatkala mendengar asma-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah pada penghulu sekalian Rasul, penyempurna risalah Illahi beserta keluarganya.

Dalam makna syariat menuju Illahi, umat Islam sering terjebak dalam pengertian sempit sehingga tak jarang kehilangan substansinya. Dan akibatnya, mereka hanya melakukan ibadah seremonial dan tidak mendapatkan sesuatu yang berharga yakni pembuka jalan menuju "kebenaran syariat".

Sikap terhadap shalat misalnya, betapa banyak nilai penghayatan dan kekhusyu'an yang terabaikan. Shalat bukan lagi sebagai kebutuhan dialog dan memohon petunjuk tetapi telah berubah sebagai kewajiban yang harus dipenuhi dengan berbagai macam larangan dan ancaman yang mengerikan. Sehingga terasa sekali muncul ketidaknyamanan dalam setiap melakukan syariat Islam. Hal ini tidak ubahnya tawanan perang yang harus memenuhi kewajiban membayar upeti seraya terbayang kejamnya sang penguasa.

Belum lagi dalam melaksanakan petunjuk Al Qur'an yang terasa di kejar target syarat sahnya syariat selain hitung-hitungan amal, dan jarang mengarah pada pemahaman akan fungsi syariat itu sendiri. Setiap syariat (aturan Allah) merupakan jalan dengan segala rambu-rambunya menuju hikmah yang dikandung di dalam teks dan praktek secara sempurna, serta pembuka tabir dibalik "firman".

Syariat bukan hanya untuk di baca dan di sucikan tanpa menyentuh isi tujuan yang di baca, seperti tercantum dalam surat Al Alaq 1-5 : "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari 'alaq. Bacalah ! Dan Tuhanmu yang paling pemurah. Yang telah mengajar manusia dengan perantara kalam. Dia telah mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya".

Memang, Al Qur'an adalah firman Allah yang disucikan sehingga memegangpun harus suci dari hadast, namun hal ini bukan berarti haram bagi manusia untuk memahami sesuai dengan kadar pemikiran dan pemahamannya. Sebab Al Qur'an itu diturunkan sebagai petunjuk manusia dan semesta alam.

Sikap jumud (pendek akal) ini pun pernah di protes RA Kartini pada gurunya, KH Sholeh Darat, ketika ia mengusulkan agar Al Qur'an itu diterjemahkan. Saat itu, ia merenungkan kondisi bangsa Indonesia yang mengalami kemunduran pemikiran. Bagi Kartini, Al Qur'an yang begitu agung tidak hanya bacaan suci yang berpahala dan pengobat hati saja, namun ia merupakan petunjuk hidup di dunia maupun di akhirat. Menurutnya, andai Al Qur'an sudah diterjemahkan waktu itu, insya Allah bangsa Indonesia akan sadar pada integritasnya sehingga tidak akan mau menjadi budak Belanda.

Kata "iqra" merupakan jendela untuk melihat kehidupan alam semesta yang luar biasa luasnya. Ayat ini menyiratkan makna, betapa Al Qur'an membuka cakrawala dunia ilmu (pengetahuan) yang dapat di gali melalui kata "baca". Sejarah duniapun mengakui bahwa pada abad ke tujuh Islam telah mengalami masa kejayaan dan peradaban yang pesat.

Islam telah berhasil mengembangkan khazanah landasan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga sampai abad ke tiga belas dilakukan secara terus-menerus penggalian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang kelak dijadikan landasan ilmu pengetahuan modern. Bisa dibandingkan dengan ilmu pengetahuan yang di kembangkan oleh barat yang baru di mulai pada permulaan abad 15 sampai sekarang.

Dengan bersyariat secara benar, Islam mengalami kemajuan di bidang ilmu pengetahuan secara pesat. Dengan meningkatnya pengetahuan, kita mengenal sifat dan perilaku alam, gejala-gejala alamiah yang komplek atau musykil dapat kita terangkan dan uraikan menjadi gejala-gejala yang lebih sederhana yang mudah kita ketahui.

Dari sini muncul teori untuk menerangkan suatu gejala, ataupun teori yang di susun untuk meramalkan gejala yang akan terjadi bila diadakan suatu percobaan tertentu dalam laboratorium. Kemudian dilakukan eksperimen untuk menguji kebenaran suatu teori. Begitu seterusnya, hingga sains natural tumbuh dan berkembang terus dari hasil serangkaian kegiatan kaji-mengkaji secara struktural dan sistimatis silih berganti (disebut intizhar). Hal tersebut hanya dapat terjadi dalam suatu generasi yang begitu gigihnya melakukan intizhar (penelitian) atas dasar keislaman yang terkandung dalam Al Qur'an.

Dan bukan dengan cara disucikan dalam makna yang keliru sehingga muncul kerancuan ilmu pengetahuan yang di akibatkan oleh penyampaian tentang Islam yang tidak Islami. Akibatnya bisa kita lihat dan rasakan sekarang bagaimana kebanyakan orang menganggap belajar fisika, biologi, kimia dan ekonomi bukan ilmu Islam. Mereka anti pati dengan ilmu dunia yang di anggap bukan berasal dari Al Qur'an, dan mereka hanya kenal tentang Islam sebagai musabaqoh Al Qur'an, haji, zakat, dan shalawat nabi serta upacara-upacara seremonial, berikut segala larangan dan ancaman, amalan dan ganjaran, tidak lebih dari itu, dan selain itu di tolak habis.

Para cendekiawan barat mengakui bahwa Jabir Ibnu Hayyan (721-815) adalah orang pertama yang menggunakan metode ilmiah dalam kegiatan penelitiannya di bidang alkemi yang kemudian oleh ilmuan barat di ambil alih serta di kembangkan menjadi apa yang kita kenal sekarang sebagai ilmu kimia. Sebab Jabir yang namanya di latinkan menjadi Geber adalah orang yang telah melakukan intizhar dan merupakan orang pertama yang mendirikan suatu bengkel dan mempergunakan tungku untuk mengolah mineral-mineral dan mengekstraksi menjadi zat-zat kimia dan mengklasifikasi-kannya.

Di dalam sejarah ilmu pengetahuan yang di tulis oleh sarjana Eropa di sebutkan bahwa Mohammad Ibnu Zakaria ar-rozi (865-925) telah menggunakan alat-alat khusus untuk melakukan proses-proses yang lazim dilakukan ahli kimia seperti distilasi, kristalisasi, kalsinasi dan sebagainya. Buku Ar-rozi, yang namanya di latinkan menjadi Razes, di anggap sebagai manual atau buku pegangan laboratorium kimia yang pertama di dunia, dan dipergunakan oleh para sarjana barat, yang baru berabad-abad kemudian mempelajari sains yang telah di kembangkan oleh umat islam, di universitas-universitas islam di Toledo dan Cordoba, Spanyol.

Terlalu banyak ilmuan islam dan karya mereka untuk disebutkan pada kesempatan ini, dan begitu dalam pula pengaruh terhadap karya tokoh-tokoh ilmiah itu di Eropa dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan hingga masih dirasakan berabad-abad kemudian.

Apakah sebabnya pada masa dahulu umat islam giat sekali mengembangkan islam secara mendalam baik dalam bidang hukum, filsafat, sains, maupun tasawuf. Namun sebaliknya apakah yang kita lihat dan rasakan pada masa sekarang di abad ke 21 ini ?

Di pesantren-pesantren serta perpustakaan-perpustakaan islam hanyalah tersisa berupa kitab lusuh klasik yang "dikeramatkan" dan "dikomersilkan" seperti imriti matan, jurumiah, bulughul marom, madzahibul arba'ah yang kesemuanya itu pelajaran-pelajaran tata bahasa arab belaka serta ilmu-ilmu fiqih yang sudah dipatenkan. Pintu ijtihad sudah ditutup !!

Sesungguhnya di dalam Al Qur'an banyak diperoleh ayat yang mendorong umat islam untuk melakukan intizhar dan menggunakan akal pikiran seperti tercantum dalam ayat 101 surat Yunus memerintahkan : "Katakanlah (hai Muhammad) perhatikanlah dengan intizhar/nazar apa-apa yang ada di langit dan di bumi." Bahkan dalam ayat 17-20 surat Al Ghasiyah dipertanyakan : "Maka apakah mereka tidak melakukan intizhar dan memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan. Dan langit bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung bagaimana ia didirikan. Dan bumi bagaimana ia dibentangkan. Maka berikanlah peringatan karena engkaulah pemberi peringatan".

Penggunaan akal pikiran untuk dapat mengungkapkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah ditegaskan dalam surat An-Nahl 11 : "Dia menumbuhkan bagimu dengan air hujan itu, tanaman zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya yang demikian itu merupakan ayat-ayat Allah (tanda-tanda kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berfikir."

Yang kemudian dilanjutkan dalam ayat 12 : "Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan dengan perintah-Nya. Sesungguhnya dalam gejala-gejala itu terdapat ayat-ayat Allah bagi orang-orang yang menggunakan akal".

Sebenarnya di dalam ayat ini tercantum juga ungkapan bahwa Allah menundukkan dan mengatur perilaku matahari, bintang, dan bulan dengan perintah-Nya. Peraturan Allah inilah yang diikuti oleh seluruh alam semesta beserta isinya, bagaimana ia harus bertingkah laku. Yang kemudian oleh manusia disebut sebagai hukum alam, atau peraturan yang diikuti oleh alam.

Lebih jelas lagi kita baca surat Fushilat ayat 11 : "Kemudian dia mengarah kepada langit yang masih berupa kabut lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi : "Silahkan kalian mengikuti perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Jawab mereka : "Kami mengikuti dengan suka hati".

Ayat ini membuktikan bahwa alam taat mengikuti segala perintah dan peraturan sang pencipta, termasuk apa yang disebut alam pada diri manusia (mikrokosmos), termasuk segala yang ada dalam tubuh kita seperti detak jantung, darah mengalir menghantarkan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh, nafas menghembus tanpa kita perintahkan yang semuanya bergerak diluar kehendak kita.

Semua serba teratur dan tunduk patuh kepada peraturan-peraturan yang ditetapkan, mereka bekerja dalam ketetapan dan fungsinya masing-masing. Namun demikian manusia tetaplah manusia yang selalu saja tidak pernah bersukur dan menyadari bahwa semua itu adalah karunia Allah yang maha pemurah, dan tetap saja kebanyakan manusia mengingkari hal itu semua sebagai rahmat-Nya. Walaupun seluruh instrumen tubuh manusia itu sesungguhnya ikut dalam peraturan islam yang merupakan ketetapan Allah.

SYARIAT SEBAGAI GERBANG DUNIA HAKIKAT

Umat islam masa sekarang ini banyak yang mengalami kehilangan arah dan tempat pijakan. Dari mana harus memulainya. Mereka terpuruk dan ingin cepat bangkit dari ketertinggalannya. Hal tersebut tampak dari semangat yang kadang berlebihan dengan diiringi emosi yang tinggi, sehingga hal itu memudahkan musuh-musuh islam untuk mensiasati dan menjadikan umat islam sebagai kaum teroris dan berbagai kesan kurang baik lainnya. Hal ini harus diakui merupakan keteledoran umat islam dalam melaksanakan ajaran dengan pengertian yang keliru.

Islam harus kembali kepada hati yang suci, yang dalam firman Allah dikatakan..."Yang mampu memuat Dzat-Ku". Dengan demikian seharusnya manusia akan berkata-kata dengan Rab-Nya tentang hidup, tentang ilmu, tentang informasi dan rencana-rencana untuk menghadapi semua permasalahan di dunia maupun di akhirat. Bukankah Allah berjanji akan melindungi seorang mukmin dengan mengalahkan sepuluh orang musuh ?.

Kaum yang sedikit dengan kekuatan spiritual yang luar biasa mampu mengalahkan perang badar yang dahsyat. Nabi Musa dengan keteguhannya dalam bertauhid mampu mengalahkan Raja Fir'aun. Dan masih banyak lagi pejuang-pejuang sahid kita dalam menghadapi musuh dengan tetap teguh pada jalan tauhid dan komunikasi kepada Allah Yang Agung.

Kita sadar bahwa begitu agungnya Al Qur'an, dan begitu piciknya kita dalam memahami syariat, sehingga kita lihat umat Islam sekarang terpuruk dan saling menyalahkan. Kita lihat pula gerakan atau harokah-harokah islam muncul dimana-mana dengan berbagai bentuk penawaran berupa konsep keislaman yang lebih murni. Namun apa yang terjadi, kenyataannya mereka masih sangat rapuh sehingga antara mereka masih mengadakan adu otot di khalayak ramai bahkan seperti anak kecil saling cemooh dan masing-masing pihak merasa yang paling benar dan islami.

Satu hal yang belum ada dalam jiwa umat yaitu kelembutan hati akibat jauhnya dari ingat kepada Allah, memulainya tindakan sesuatu bukan dilandasi karena Allah, serta kurang siapnya kita dalam menembus hati-hati yang panas dan gersang dengan sapaan jiwa yang manis penuh kasih. Kita belum memiliki keberanian untuk mengatakan akulah yang salah dan terima kasih atas nasihatmu. Padahal untuk hal seperti itu Allah sudah memberikan peringatan seperti yang tercermin dalam surat Al Asyr ayat 3 : "Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasehat menasehati supaya menta'ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kebenaran".

Pada kali ini saya akan membicarakan masalah syariat pada sisi yang lain disamping sudah terpapar mengenai bersyariat untuk memikirkan mengenai ayat-ayat kauniah. Juga akan saya ungkapkan masuknya seorang mukmin sejati dalam bersyariat sehingga mencapai kepada tingkat hakikat syariat secara transendental. Dimana pada sisi ini adalah bagaimana melaksanakan syariat dan merasakan keimanan yang sebenarnya dengan tetap mengacu pada kontrol Al-Qur'an dan Al hadist.

Bagi iman yang tulus, ibadah yang benar serta mujahadah (berjuang menundukkan hawa nafsu) melahirkan cahaya kelezatan yang Allah limpahkan ke dalam hati siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Akan tetapi ilham, khowatir (lintasan-lintasan hati), kasyf (penyingkapan rahasia ghaib) dan mimpi bukanlah merupakan dalil-dalil hukum syariat dan tidak dianggap kecuali dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum agama dan nash-nash-Nya (nash dari Al Qur'an dan As Sunnah).

Di dalam menyikapi prinsip syariat, ada dua golongan/kategori yang termasuk di dalamnya, yaitu :

Golongan pertama, golongan yang mengabaikan cita rasa yang terkandung dalam syariat, atau mereka menilai sesuatu secara lahiriah saja tanpa melihat kepada pengertian sesungguhnya, yang mana mereka/golongan ini mengingkari pengaruh apapun yang timbul dari iman yang dalam, ibadah yang benar, serta ketulusan dalam bermujahadah di dalam mencemerlangkan akal dan memberi hidayah kepada hati.

Golongan kedua, yaitu golongan orang yang di dalam melaksanakan ibadah (bersyariat), tidak hanya sampai kepada makna lahiriah saja, tetapi perhatian terhadap penghadapan jiwa secara hanif (lurus) dan sungguh-sungguh dalam berjuang melumpuhkan hawa nafsu. Di dalam hadist shahih, Rasulullah SAW bersabda :

"Akan dapat merasakan makanan iman ialah : orang yang ridho terhadap Allah sebagai Tuhannya, islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai nabinya (HOUR Muslim dari Al Abbas). Sufyan bin Usyainah pernah ditanya "Mengapakah ahlul ahwa (yang bergelimang dalam nafsu) itu begitu kuat cintanya kepada nafsunya ?" Sufyan menjawab : "Apakah engkau lupa firman Allah yang mengatakan : "Dan mereka itu telah dimesrakan dalam hati-hati mereka untuk menyembah anak lembu dengan kekufuran mereka (QS. Albaqarah : 92)".

Setiap peribadatan yang apabila kita lakukan dengan syarat sungguh-sungguh akan mendapatkan dampak kepada hati berupa kesejukan dan kemudahan untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang diridhoi Allah SWT. Dan sebaliknya apabila kita melakukannya dengan sekedarnya saja atau hanya memenuhi syarat sahnya syariat, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali rasa penat dan jenuh. Sehingga terasa sekali di hati kekakuan dan kecongkakkan yang dengan tetap bersimbulkan keislaman. Maka jadilah budaya kita adalah budaya islam yang kaku dan jauh dari sifat kasih sayang serta kebusukan hati yang diseliputi bungkus syariat islam. Kenyataan ini hendaknya kita koreksi bagaimana sikap orang mukmin terhadap sesama, dan bagaimana mereka bila disebut asma Allah....lalu bergetar serta tersungkur dan menangis tak tertahankan.

Di dalam Al Qur'an banyak menjelaskan ciri-ciri orang mukmin sejati. Yang seharusnya menjadi acuan dalam hidup kita dalam melakukan peribadatan kepada Allah SWT. Bukannya lantas takluk kepada kekalahan terhadap nafsu. Yang akhirnya kita tetap berkubang dalam kecintaan terhadap bimbingan setan yang sesat.

Kesulitan hati dalam merasakan nikmat Allah berupa kelezatan iman. Cemerlangnya hati, kekusu'an serta berbuat baik. Ini disebabkan ada bisikan pembimbing yang setia setiap saat dalam melakukan kekejian dan kemungkaran, yaitu setan laknatullah.

Sebagaimana dicantumkan dalam Al Qur'an surat Az Zkhruf 36 : "Barang siapa yang berpaling dari dzikir kepada yang maha pemurah, kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya". Sedangkan dalam surat Al Mujadalah ayat 19 Allah berfirman, artinya : "Telah dikerasi mereka oleh setan, maka setan itu telah menjadikan mereka lupa kepada menyebut Allah" Dilanjutkan dalam surat An Nissa 142 tercantum, artinya : "Mereka gemar memperlihatkan amalan-amalannya kepada manusia ramai dan mereka tiada menyebut Allah kecuali hanya sedikit" Juga dalam surat An Nur ayat 21, artinya : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuiti langkah-langkah setan itu menyuruh perbuatan yang keji dan mungkar. Sekiranya tidak karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui".

Setelah melihat sangat jelas keterangan Al Qur'an mengenai betapa setan merupakan penyebab utama dalam mengarahkan manusia untuk berbuat keji dan mungkar, sehingga manusia tidak lagi mampu berbuat yang di perintahkan Allah. Namun demikian Allah menjelaskan dalam Al Qur'an bahwa Allah sendirilah yang akan mengangkat manusia ketika manusia dalam perangkap setan. Kita tidak akan mampu menolak ajakan setan sebab mereka berada dalam pusat hati kita, kita bagaikan terpengaruh hipnotis dimana selalu menuruti apa yang diperintahkan setan. Maka jadilah kita orang yang selalu dalam bimbingan setan. Hati kita menjadi keji tanpa harus melalui proses berpikir. Rasa jahat itu muncul seketika dalam hati dan merasakan sulitnya berbuat kebajikan.

Akan tetapi kekuatan atas kesungguhan dalam menghayati perilaku syariat mengakibatkan si pelaku menemui hakikat (kebenaran) dari apa yang di lakukan selama ini. Seperti di ungkapkan Al Qur'an mengenai shalat "bahwa sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar" (Al Ankabut : 45).

Pemahaman atas ayat tersebut adalah bahwa shalat merupakan alat pencegah dari segala perbuatan buruk. Satu hal yang akan penulis kedepankan memperhatikan masalah shalat, bagaimana kita menghayati dan meluruskan jiwa kita dalam menghadap kepada yang menciptakan langit dan bumi dengan tidak sedikitpun kesyirikan dalam hati maupun pikiran kita. Kehadiran hati, perasaan serta dialog yang telah disyariatkan. Apabila si pelaku tadi melakukannya dengan totalitas tinggi (kaaffah), maka ia akan mendapatkan karunia ketidakmampuan berbuat keji dan mungkar, serta akan dimudahkan untuk selalu bersikap baik. Karena di dalam hati orang itu sudah timbul perasaan ihsan yang terus-menerus terhadap Allah. Syariat tidak lagi menjadi beban si pelaku. Tetapi merupakan energi bagi kehidupan serta menjadi alat komunikasi yang indah untuk selalu berdialog dalam do'a.

Ketidak-mampuan dalam melakukan perbuatan keji dan mungkar adalah merupakan karunia Allah, merupakan kenyataan (hakikat). Si pelaku tidak lagi merasa tertekan dan terbebani syariat yang begitu banyak. Berdasarkan keterangan di atas, maka kecintaan terhadap perbuatan keji dan mungkar itu hanya dapat diatasi dengan membawakan hati tersebut selalu teringat kepada Allah serta mengikhlaskan hati kita hanya untuk Allah.

Sebagaimana Allah firmankan dalam surat Yusuf 24 : "Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita iti andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikian itu karena hendak memalingkan yusuf dari perbuatan jahat dan keji, karena sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba yang ikhlas"

Allah telah mengisyarakatkan pada ayat-ayat di atas bahwa kita tidak akan mampu beribadah dengan baik atau melakukan syariat yang begitu banyak, rasanya mustahil kita memenuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah tersebut, kecuali atas karunia dan bimbingan-Nya. Dan untuk mendapatkan bimbingan serta ianah Allah kita diharapkan memasrahkan diri setiap saat dalam segenap keadaan, dengan cara mengingat Allah baik pagi maupun petang, serta mengikhlaskan setiap peribadatan hanya untuk Allah semata.

Begitulah Allah memalingkan nabi Yusuf dari perbuatan tercela dengan menuntun dan mencabut rasa keji dan mungkar dihatinya. Padahal saat itu kedua belah pihak antara nabi Yusuf dan Siti Zulaiha sudah saling menginginkan, namun nabi Yusuf berserah diri kepada Allah untuk mendapatkan burhan (penerang) diri Allah. Atas dasar keikhlasan dan pemasrahan yang kuat kepada Allah akhirnya nabi Yusuf mendapatkan karunia terlepas dari ajakn setan. "Ya Allah, Ajari Kami Ingat Kepada-Mu, Bersyukur & Khusyu' Beribadah".

Selasa, 17 Mei 2011

Belajar Sabar

Banyak orang selalu menyarankan kita untuk hidup dengan sabar. Menghadapi segala apapun harus dengan sabar. Ada yang menggolongkan sabar ke dalam kategori sifat, watak atau karakter.... Yang menjadi pertanyaan, apakah kita bisa mengubah sifat maupun watak kita menjadi orang yang sabar....?

Mungkin selama ini kita selalu menyangka, kalau orang yang sabar itu tidak bisa marah, tidak mudah tersinggung, tidak pernah kecewa. Ternyata semua dugaan ini salah. Orang sabar itu bisa marah, bisa tersinggung, kecewa, sedih juga. Hanya saja yang membedakan, orang tersebut sudah bisa mengendalikan dirinya. Sehingga ia tidak berlarut-larut terhanyut oleh keadaan emosinya.

Adapun metode yang digunakan untuk mencapai kesabaran antara lain :

1. Metode psikis dan sugesti
Yaitu metode penanaman konsep/prinsip, untuk menyadari bahwa :
- KEMARAHAN tidak akan pernah bisa menyelesaikan permasalahan dengan baik.
- KEMARAHAN tidak akan merubah keadaan dalam waktu seketika.
- Apakah sudah tepat dan layak kita marah kepada orang lain ? Padahal dia belum tentu sengaja berbuat untuk menyakiti hati kita.
2. Metode menunda, meredam kemarahan :
- Menarik napas dalam-dalam dan dilakukan berulang-ulang.
- Berdo'a atau membaca istigfar.
- Berwudhu atau mandi.

Hal tersebut di atas adalah beberapa teori dan metode yang bisa kita pakai untuk berlatih mengendalikan emosi.

Dalam Islam pun sebenarnya sudah di ajarkan cara pengendalian diri yaitu melalui puasa Ramadhan. Hal ini dilakukan selama satu bulan penuh dalam setahun. Hanya saja setelah berlatih mengendalikan diri selama satu bulan, apakah masih mau berusaha mengendalikan diri atau tidak....? Jawabannya terserah saudara.

Nur Muhammad di lihat oleh Malaikat ketika mau bersujud kepada Adam

Nabi Adam alaihisallam bertanya : "Ya Allah mengapa para malaikat ini berdiri berbaris bershaf-shaf di belakangku ?" Allah subhana wata'ala berfirman kepada Nabi Adam : Wahai Adam para malaikat itu berdiri di belakangmu, karena tengah memperhatikan Nur kekasihku Muhammad.

Di jelaskan bahwa Allah Subhana Wata'ala membagi Nur Muhammad menjadi empat bagian. Bagian pertama dari NuR Muhammad, dijadikan Lauhih Mahfuz dan bagian kedua dari Nur Muhammad, Allah Subhana wata'ala menjadikan Qolam atau pena. Selanjutnya, bagian ketiga dari Nur Muhammad, dengan Nur tersebut Allah subhana wata'ala menjadikan Arsyi. Arsy adalah makhluk Allah subhana wata'ala yang terbesar seperti di gambarkan dalam firmannya yaitu "wahuwa Robbul Arsyil 'adzhim, Dialah Allah subhana wata'ala pemelihara Arsyi yang besar, makhluk terbesar inipun berasal Nur Muhammad.

Bagian keempat dari Nur Muhammad tersebut Allah swt menjadi empat bagian pula dengan rincian sebagai berikut :

1. Bagian pertama dari Nur Muhammad yang keempat dengan nur itu Allah swt menjadikan akal bagi manusia.

2. Bagian kedua dari Nur Muhammad yang keempat dengan nur tersebut Allah swt menjadikan Ilmu Pengetahuan.

3. Bagian dari ketiga Nur Muhammad yang keempat dengan nur tersebut Allah swt menjadikan cahaya hati, cahaya siang dan cahaya Arsy.

4. Bagian keempat dari Nur Muhammad yang keempat, bagian Nur inilah yang kelak akan menjadikan fisik nabi kita, Muhammad saw dan lahir ke dunia ini. Nur yang akan menjadi fisik nabi kita itu di simpan oleh Allah swt di bawah Arsy selama 2000 tahun sebelum Allah menciptakan Nabi Adam 'alaihissalam.

Ketika Allah swt menciptakan nabi Adam 'Alaihissalam, Nur yang tersimpan di bawah Aesyi yang kelak akan lahir menjadi fisik Nabi Muhammad saw di pindahkan oleh Allah swt ke dalam tulang sulbi Nabi Adam 'Alaihissalam selesai di ciptakan ba'da ashar hari Jumat, langsung di tempatkan di dalam sorga. Allah swt memerintahkan malaikat untuk sujud menghormati terhadap Nabi Adam 'Alaihissalam.

Saat para malaikat diperintahkan oleh Allah swt untuk sujud menghormati Nabi Adam 'Alaihissalam. Para malaikat inipun segera berdiri di belakang nabi Adam 'Alaihissalam berbaris bershaf-shaf memanjang ke belakang nabi Adam Alaihissalam. Secara rasio, nampak ada sesuatu yang janggal, yakni menghormati seseorang namun dari arah belakang, karena hal ini tidak pernah terjadi, itulah sebabnya Nabi Adam 'Alaihissalam akhirnya bertanya kepada Allah swt. Ya Allah mengapa para malaikat ini berdiri bershaf-shaf di belakangku ?" Lalu Allah swt berfirman kepada Nabi Adam : Wahai Adam para malaikat ini berdiri di belakangmu, karena tengah memperhatikan Nur kekasihku Muhammad, penutup para rasul dan nabi, karena Nur kekasihku akan ku keluarkan dari tulang rusukmu.

Bedasar keterangan ini banyak para ulama yang berpendapat bahwa secara zhohir para malaikat menghormat kepada Nabi Adam 'Alaihissalam, namun pada hakikatnya, para malaikat itu menghormat dengan ta'zim kepada nabi Muhammad, Rasulullah Shallallahu 'Alaihissalam Wassalam.

Setelah Nabi Adam As mengetahui para malaikat berdiri di belakang mereka karena melihat Nur Muhammad yang tersimpan di tulang sulbinya, maka Nabi Adam As pun meminta pada Allah swt agar Nur Muhammad tersebut di pindahkan ke bagian depan dirinya. Maka di pindahkan Nur tersebut dari tulang sulbi ke kening Nabi Adam As, ketika Nur tersebut pindah, maka serentak malaikatpun pindah menghadap ke kening Nabi Adam As. Lalu Nabi Adam As meminta lagi kepada Allah swt agar Nur tersebut di pindah ke bagian tubuhnya yang ia bisa melihat Nur tersebut. Lalu di pindahkan Nur Muhammad tersebut ke telunjuk Nabi Adam As, sesaat kemudian nabi Adam As melihat Nur tersebut sangat indah dan menakjubkan. Nabi Adam As semakin takjub dengan Nur tersebut mana kala ia mendengar Nur tersebut mengucap tasbih kepada Allah swt dengan tasbih yang sangat agung dan mulia.

Di kemudian hari setelah Allah swt, Nur Muhammad tersebut di pindahkan ke wajah hawa. Nabi Adam As melihat Nur tersebut laksana matahari yang tengah memancarkan cahayanya dengan gemerlapan. Inilah makhluk pertama yang menjadi tempat persinggahan Nur Muhammad tersebut. Setelah Nabi Adam As mempunyai anak, nur tersebut pindah lagi ke salah satu anak Nabi Adam As yang bernamma Syits. Saat Nur Muhammad berada di tulang rusuk Syits, saat itula Nabi Adam As memohon perjanjian kepada Allah swt agar Nur Muhammad selalu berada di tulang rusuk tulang rusuk laki-laki mulia dan suci bersih serta perempuan - perempuan mulia dan suci bersih. Sejak saat itulah Nur Muhammad selalu berpindah dari satu tulang sulbi laki-laki mulia bernama Sayyidina Abdullah bin Abdul Tholib dan wanita mulia bernama Sayyidatina Aminah binti Wahab. Beliau lahir menjelang subuh, senin 12 Rabiul Awal sebagai pemimpin para rasul dan penutup para Nabi, sebagai sumber rahmat bagi seluruh makhluk***

Sumber kitab :
Madarijussu, Imam Nawawi hal. 2-3

Senin, 16 Mei 2011

Menyucikan Jiwa Dalam Menuju Illahi Bab-3

"Ya Allah, Ajari Kami Ingat Kepada-Mu, Bersyukur & Khusyu' Beribadah"

Keadaan tubuh kadang semakin berat di rasa...getaran jiwa semakin kuat dan...emosi jiwa semakin tidak bisa di bendung, rasanya ingin sekali berteriak sekeras-kerasnya untuk mengungkapkan rasa kerinduan yang dalam kepada Allah...

Saat itulah kita pasrahkan seluruh jiwa raga kita dengan ikhlas...sehingga Allah akan berkehendak membimbing sholat...membimbing ruku' dan membimbing hati kita untuk bersabar...(Lihat surat Azzumar 22-23)

"Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Allah (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata."

Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Alqur'an yang serupa mutu ayat-ayatnya lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah, itulah petunjuk Allah...

Pada intinya "JIWA" lah yang menjadi penyebab kerusakan manusia..., dan pada jiwa pula manusia menjadi tinggi derajadnya di sisi Allah...sedang kebersihan jiwa hanya bisa ditempuh dengan jalan mengingat Allah (Dzikrullah) secara terus menerus...serta...berusaha keras menghadap untuk berbakti kepada Allah kemudian berpaling dari kemauan syahwat itulah yang membersihkan dan menjernihkan hati.

Secara luas, Alqur'an menggambarkan sebagai fokus dari apa yang membuat seorang manusia menjadi manusiawi, pusat dari kepribadian manusia. Dan karena manusia terikat erat dengan Allah, pusat ini merupakan tempat dimana mereka bertemu Tuhan. Pertemuan ini merupakan dimensi kognitif dan juga dimensi moral.

Karena hati merupakan pusat sejati dari seorang manusia. Tuhan menaruh perhatian khusus padanya dan kurang begitu memperhatikan amalan-amalan aktual yang dilakukan orang-orang "Tidak ada celanya jika kamu berbuat salah, kecuali jika hatimu menyengaja" (Qs 33:5)

"Tuhan tidak akan menghukummu karena sumpah yang tidak disengaja, akan tetapi Tuhan akan menghukummu karena sumpah yang disengaja oleh hatimu. Dan Tuhan maha pengampun lagi maha penyantun (Qs 2:225)

Dan sebuah Hadist menyatakan bahwa "Allah tidak melihat badanmu atau bentukmu, melainkan ke dalam hatimu"

Karena hati adalah tempat yang di lihat Tuhan, ia merupakan kunci menuju kemunafikan, watak yang paling yang buruk dalam pandangan muslim. "Tuhan tahu apa yang ada dalam hatimu" (Qs 33:51)

Hati adalah tempat dimana Tuhan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada manusia. Kehadiran-Nya terasa di dalam hati, dan wahyu diturunkan ke dalam hati para Nabi.

"(Jibril) menurunkan wahyu ke dalam hati nurani mu dengan izin Tuhanmu, membenarkan wahyu sebelumnya,.... (Qs 2:97)

"Ya Allah, Ajari Kami Ingat Kepada-Mu, Bersyukur & khusyu' Beribadah"

Menyucikan Jiwa Dalam Menuju Illahi Bab-2

"Ya Allah, Ajari Kami Ingat Kepada-Mu, Bersyukur & Khusyu' Beribadah"

Rasulullah pernah berwasiat kpd Sayyidina Muadz bin Jabal tentang bacaan doa yang didawamkan "Ya Allah, ajarkan aku tentang ingat (dzikir) kepada Engkau, dan syukur serta ajarkan kekhusyu'an dalam beribadah kepada-Mu"

Wasiat diatas merupakan pintu untuk membuka jalur komunikasi kepada Allah dimana ada hal-hal yang manusia tidak mampu mendialogkan kepada orang lain atau manusia tidak bisa menunjuki jalan yang diinginkan. Seperti yang tercantum dalam do'a Sayyidina Muadz bin Jabal di atas, hanya kepada Allah-lah kita meminta pertolongan dan petunjuk (Qs 1:5)

Komunikasi adalah melakukan dialog langsung secara lugu dan polos sesuai dengan keadaan hati kita, tidak perlu bergaya-gaya dihadapan Allah apalagi dilagu-lagukan. Cukup diam dengan rasa rendah hati (tawadhu'), dan menjaga kesopanan dihadapan Allah, serta rasakan bahwa Allah sedang berada sangat dekat bahkan lebih dekat dari urat leher kita. Panggillah Asma-Nya yang baik-baik.... Ya Allah..... Ya Allah..... Ya Allah berulang-ulang dengan menghadirkan hati serta kerinduan yang dalam. Hal tersebut selalu harus terus anda lakukan setiap habis melakukan shalat. Kemudian kalau ada kesempatan waktu lakukanlah dialog-dialog dimana saja berada karena Allah ada dimana saja anda berada.

Kalau seandainya tiba-tiba anda menangis ketika berdzikir atau bahkan ketika shalat...hal tersebut tidak perlu dirisaukan karena Alquran telah menjamin dan akan membimbing perjalanan kita...mudah-mudahan anda mendapatkan karunia dari Allah swt. Amin.

(Buka surat Maryam ayat 58)

Di dalam tafakkur kita sebaiknya tetap berbekal ilmu syariat, bahwa Allah bukan laki-laki juga bukan wanita atau tidak bisa dibayangkan dan disamakan dengan makhluqnya.

Mulailah setiap melakukan dialog dengan didahului membaca :

Bismillahirrahmanirrahim.....
Dua kalimat syahadat
Shalawat kepada Rasulullah

Bisa dilakukan dalam posisi berdiri, duduk, maupun berbaring.... (Annisa : 103)

Hubungkan hati kita, perasaan kita, dan coba timbulkan rasa rindu dan cinta kepada Allah. Panggil Asma-Nya berulang-ulang (tanpa menghitung-hitung jumlahnya) dengan suara hati yang dalam...lakukan dengan sungguh-sungguh sehingga terasa ada sambutan yang menyeruak dalam kalbu kita....rasakan kedamaian dan keheningan yang sejuk didada...sebut terus Ya Allah...Ya Allah...Ya Allah...dan kuatkan hati kita tetap berpegang kepada tauhid hanya Allah tujuan kita, hunjamkan sampai ke dalam lubuk hati yang dalam...sehingga akan ada bimbingan di dalam hati kita untuk selalu ingat Allah...hati kita akan bergerak terus seakan-akan tidak mau di ajak untuk berhenti...terkadang ucapan dzikirnya berubah dengan sendirinya...Ya Allah...Ya Allah berganti la ilaha illallah...dan seterusnya...

Tubuh akan semakin ringan dan pasrah...hati menjadi lebih tenang dan terang benderang...rasanya sejuk dan nyaman yang akan mengakibatkan hati menjadi lunak dan mudah terkendali.

Bersambung.... Menyucikan Jiwa Dalam Menuju Illahi Bab-3

"Ya Allah, Ajari Kami Ingat Kepada-Mu, Bersyukur & Khusyu' Beribadah"

MENYUCIKAN JIWA DALAM MENUJU ILLAHI BAB-1

"Ya Allah, Ajari Kami Ingat Kepada-Mu, Bersyukur & Khusyu' Beribadah"

Bisakah kiranya kita mencontoh sayyidina Bilal bin Rabah seorang budak berkulit hitam dan sayyidina Salman Alfarisi yang intelektualnya diacungi jempol oleh Rasulullah. Dimana keduanya sangat mencolok mata dari segi fisik dan derajat di mata manusia, namun keduanya duduk sama derajatnya dihadapan Allah tanpa melihat dia sebagai apa. Merekalah contoh orang yang mendapatkan petunjuk dan rasa iman yang tinggi serta kemakrifatan akan Tuhannya.

Yang pertama sekali kita perhatikan adalah sosok "JIWA"

Allah berfirman : "Demi jiwa Dia yang menyempurna-kannya dan memperkenalkannya kepadanya keburukannya dan kebaikannya. Sungguh beruntung orang yang dapat mensucikan jiwa itu, dan merugilah orang yang mengotorkannya ( Qs 91 : 7-10 )

Ketahuilah bahwa jiwa adalah musuh dengan wajah seorang teman. Kekejaman dan daya tipunya tidak ada habisnya. Menolak kejahatannya dan menaklukkan-nya merupakan tugas yang paling penting, karena jiwa adalah musuh yang paling buruk lebih buruk dari setan dan kaum kafir......

Untuk melatih jiwa dan membawanya kembali kepada keadaan yang sejahtera dan membuatnya meningkat dari sifat menguasai kejahatan menuju tingkat berdamai dengan Allah merupakan tugas besar. Puncak kebahagiaan manusia terletak pada penyucian jiwa. Sementara puncak kesengsaraan manusia terletak pada tindakan membiarkan jiwa mengalir sesuai dengan tabiat alamiah. Itulah sebabnya Allah berfirman : "Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwanya dan sungguh merugi orang yang mengotorinya....."

Alasannya karena penyucian jiwa dan latihan jiwa mengakibatkan dikenalnya jiwa, dan pengenalan jiwa menimbulkan pengetahuan akan Tuhan, sebab barang siapa yang mengenal jiwanya sendiri akan mengenal Tuhannya.

Pembersihan dari kotoran yang melekat pada jiwa, adalah salah satu fokus kita kali ini, sehingga kita benar-benar bisa merasakan bagaimana rasanya hati kita menjadi bening dan nyaman. Jiwa menjadi tenang dan akan mendapat sapaan Allah seperti dalam ayat-Nya : "Wahai jiwa yang tenang datanglah kehadirat Tuhanmu dengan keadaan ridho dan diridhai" ( Qs Al fajr 27-28 )

Jiwa yang seperti inilah yang kita tuju, dan tentunya dengan niat dan perjuangan yang sungguh-sungguh.


Bersambung....Menyucikan Jiwa Dalam Menuju Illahi Bab-2

"Ya Allah, Ajari Kami Ingat Kepada-Mu, Bersyukur & Khusyu' Beribadah"

JANGAN MENGABDI PADA HARTA BENDA

Gesang ing donya pirantosipun brana, nanging sampun mangeran, wujudipun kerem, yen kerem memalangi.

Mangka tetepipun saking khaq, wonten ing Sanubari.

Mangke angsal tuntunan saking Allah pribadi alelantaran Rasa Suci, inggih khaqiqi, inggih Dewa Ruci wonten salebeting rasa gaib.
Junun iku ayem tentrem wujudipun, iku kang prayogo, amamardi Ngelmu Suci.
Kukuming tiyang Iman ingkang teguh santosa, mung siji mripatipun nuju mring Allah.

Lara penak tumraping wong kang sumarah kudu di lakoni, iku warahing para Nabi. Lakonira ya mangkana, lakune luwih sangsara katimbang sira.

Mung Allah kang den kawulani, nadyan tekan pati, Nabi kuna ora wigah-wigih. Mung pasrah jiwa raga mring Gusti. Sumarah iku warising Nabi.

Ja lali mungguhing umat, yen sira antuk Sihing Gusti, jiwa rumangsa punjul, kudu rumangsa kawula, ingkang tansah enget idheping Hyang Mahaagung, rumangsa yen kapurba ngawaki ngaras ing Gusti.

Mila makaten karsa Allah ingkang dipun karsakaken imanipun sampun luwar saking hawanapsu. Manawi sampun mboten kaiket badhe gampil ngidhep ing Allah. Mila sakselaning pandamelan lerem, kendel ngantos sumarah.

Cak-cakanipun kaliyan lenggahan, tileman, jumeneng, kenging. Perlu lajeng saged kulina lerem. Yen sampun kulina lerem, lajeng dumugi jinem, mboten gampil kagodha.

Wajibe kang lugu amung mujud ing Rasa Suci, eling yen kapardi ngarseng Hyang Mahaagung, manut sakrehira, aja kongsi susah yen binabar suci, mung pasraha kewala.

Marma kudu emut, lamun ana krenteging ati kang rumangsa bisa mulang tuwin muruk, iku pangajaking Ati Batal, kang tetep aran egois.
Marmanira yen kurang satiti, sok keplantrang ngaku dwija tama, bisa mulang sabarang reh, ing lahir batin putus, mumpuni salining goib, iku Drubiksa nyata Bataling Ati Setan lugu.

Sarating khaq rujukira tentreming manah mung sungkem ing Allah. Rujuke ana ngilmu aja nglakoni nistip, aja sarakah, aja kerep nepsu, ora kena sira uja, iki pepalang.

Dhudhuking khaq neng Sanubari hawanapsu ora ana yen wus lenggah neng Sanubari. Anane mung kari Iman ngawula ngarseng Hyang Widdi.

Artinya :
Hidup di dunia sarananya adalah harta benda, tetapi jangan sampai mengabdi, wujudnya tenggelam di dalam harta benda, apabila tenggelam menjadi penghalang.

Khaq tetap berada di dalam sanubari. Akan menerima bimbingan dari Allah SWT sendiri dengan perantaraan Rasa Suci, atau khaqiqi, atau Dewa Ruci di dalam rasa gaib.

Junun itu berwujud tenang tenteram, itu yang baik untuk menjalani Ilmu Suci. Hukum orang beriman yang teguh sentosa hanya satu matanya selalu tertuju kepada Allah.

Menderita dan senang bagi orang yang telah berserah diri kepada Allah SWT haruslah di jalani, itu petunjuk dari para Nabi. Kehidupan para Nabi juga demikian itu, hidup mereka lebih sengsara dari pada engkau. Hanya Allah saja yang mereka abdi, walaupun sampai mati mereka tidak gentar menjalaninya. Hanya berserah diri total hanya kepada Allah saja. Sumarah itu warisan dari para Nabi.

Janganlah sampai engkau semua lupa, apabila menerima Kasih Allah SWT jangan sampai merasa lebih dari umat lain atau sesama, haruslah tetap merasa bahwa dirimu adalah abdi, yang harus selalu tetap ingat akan menghadapmu kepada Hyang Mahaagung, merasa bahwa selalu berada di dalam kuasa Allah SWT selalu menjalani menghadap di hadapan Allah SWT.

Yang di kehendaki Allah SWT itu orang yang Imannya sudah lepas dari hawa nafsu. Apabila sudah tidak terikat akan sangat mudah menghadap kepada Allah SWT.

Maka sebaiknya di antara sela sela bekerja tenang, diam sampai sumarah berserah diri total kepada Allah SWT. Pelaksanaannya dengan sambil duduk duduk, sambil tiduran, berdiri, dapat apa saja.

Penting sekali dapat membiasakan diri tenang. Apabila sudah terbiasa tenang, lalu sampai ke berserah diri total hanya kepada Allah SWT saja, tidak akan mudah di godha.

Yang penting haruslah hanya berwujud di dalam Rasa Suci, selalu ingat bahwa selalu di hadapan Allah yang Mahaagung, selalu taat akan semua Perintah dan Kehendak-Nya, jangan sampai merasa susah apabila sedang di sucikan oleh Allah SWT, hanya berserah dirilah saja kepada-Nya.

Apabila kurang teliti, sering mengaku sebagai Sang Mahaguru, dapat mengajarkan semua ilmu lahir dan batin sempurna, sempurna menguasai segala yang gaib, itu Hati Setan atau Hati Batal.

Surat untuk dapat menjalankan hubungan dengan khaq adalah tenteramnya hati hanya bersujud di hadapan Allah SWT.

Supaya dapat menjalani Ilmu dengan baik janganlah sampai berbuat yang menyimpang dari Jalan Allah, janganlah serakah, janganlah sering marah marah, janganlah semua itu engkau turuti saja, itu semua adalah penghalang.

Tempatnya khaq adalah di dalam Sanubari, hawanafsu sudah tidak ada apabila sudah berada di dalam Sanubari. Adanya hanya Iman kepada Allah SWT mengabdi hanya kepada Allah SWT saja.

(Wewarah dari Raden Ngabehi Soekinohartono)

Minggu, 15 Mei 2011

NGELMU KESUCIAN

Ini adalah wewarah dari Raden Ngabehi SOEKINOHARTONO, pendiri paguyuban Sumarah.

Tiyang ngudi ngelmu kasucian punika gawat kaliwat liwat, menawi kita kirang titi lan waspada, saged tergelincir wonten margining panasaran. Kamangka lampahing Ngelmu Sumarah kita punika tansah lumampah terus. Lampahing ngelmu sering nglangkungi gawat lan rumpil.

Saklebeting Iman kita wonten lelampahan ingkang tansah lelawanan (ngaler-ngidul), inggih punika Khaqiqi lan Batal, leres lan lepat, sae lan awon lan sapiturutipun.

Manah Batal sering mowor sambu, ngaken manawi piyambakipun ugi Allah utawi khaqiqi, mangka wujudipun tunggal saawak kita, ugi saged suka piwulang, tuntunan, dhawuh, keterangan ingkang mawarni-warni sanget, menawi kirang titi lan waspada, saged di pun pengaruhi dening ingkang mowor sambu wau.

Menawi ingkang mowor sambu wau ingkang pidhato, sadaya para kadang ingkang mirengaken raosipun mboten sakeco sarta mboten pitados maksud ingkang dipun andharaken wau, satemah nukulaken manah gela, cuwa, bimbang, mboten marem sarta mboten pitados. Akibatipun lajeng sami mangu-mangu anggenipun badhe ngudi Ngelmuning Allah. Punika sadaya dhedhasar saking kenyataan,
sauger tiyang ingkang dipun tunggangi dening ingkang mowor sambu wau, inggih punika akibatipun ingkang mirengaken tetep sami mekaten. Menawi saking Allah lumantar khaqiqi, raosipun sakeco lerem tentrem ayem. Warahipun saged ngengingi dhateng para hadirin kanthi tenang, suraosipun wewarah saged katampi kanthi cetha lan terang.

Menawi sampun kathah wewarahipun, kedah ngatos-atos saha titi waspada sampun ngantos wonten ingkang mowor sambu ngaken-aken Allah. Sarehing dereng mangertos pundi ingkang leres lan pundi ingkang lepat, menawi wonten kenyataanipun, punika saking Allah lumantar khaqiqi, menawi mboten wonten kenyataanipun, punika saking ingkang mowor sambu wau. Wewarah saking ingkang mowor sambu kalawu, adhakanipun asring anonjolaken dhiri, rumaos celak dipun sihi dening Allah piyambak, remen mandhiri, rumaos leres piyambak, remen dipun sanjung sanjung ing liyan, ingalembana, dipun puji puji, dipun aosi sanget, jalaran di pun tuntun dhateng kaluhuran lan kemakmuran, remen sugih raja brana, remen anjamah dateng wanita ingkang dipun kajengaken. Menawi sampun termashur lajeng anggadhahi watak sapa sira sapa ingsun, makaten sapiturutipun. Menawi lepat dipun bucal ing liyan, menawi leres dipun anggep saking pakartinipun piyambakipun. Tuntunan saking ingkang mowor sambu punika menawi dipun gega, saya dangu saya berkembang, kumaluhur, egois. Punika tumrap dhaleng sok sintena kemawon.

Artinya :
Orang menjalani Ilmu Kesucian itu sungguh gawat sekali, apabila kita kurang teliti dan waspada, dapat tergelincir masuk ke dalam jalan yang sesat. Jalannya Ilmu Sumarah terus berjalan. Jalannya Ilmu sering sekali melalui jalan yang gawat dan sangat sulit. Di dalam Iman kita selalu ada perjalanan yang selalu berlawanan, yaitu khaqiqi dan Hati Setan, benar dan salah, baik dan buruk, dan seterusnya.

Hati Setan sering kali menyamar, mengaku bahwa dia juga Allah atau khaqiqi, padahal selalu berada menyatu di dalam tubuh kita, dapat juga memberikan pelajaran, tuntunan, sabda, keterangan yang bermacam-macam sekali, apabila kita kurang teliti dan waspada, kita dapat di pengaruhi Hati Setan yang menyamar itu.

Apabila Hati Setan yang menyamar itu yang berbicara, semua saudara yang mendengarkan akan merasa tidak enak dan tidak percaya akan maksud yang di katakannya itu, sehingga akan menimbulkan rasa kecewa, bimbang, tidak puas dan tidak percaya. Akibatnya lalu menjadi ragu ragu di dalam akan menjalani Ilmu-Nya Allah. Ini semua berdasarkan kenyataan bahwa apabila yang berbicara itu orang yang di gerakkan oleh Hati Setan yang mendengarkan selalu demikian itu.

Apabila dari Allah dengan perantaraan khaqiqi, rasanya enak tenang tenteram. Yang di ajarkannya dapat menyentuh hati para hadirin dengan tenang, maknanya dapat di terima dengan terang dan jelas. Apabila pelajarannya sudah banyak, haruslah berhati-hati, teliti dan waspada, jangan sampai ada pelajaran yang berasal dari Hati Setan yang menyamar itu.

Pelajaran dari Hati Setan yang menyamar itu sering kali berwujud menonjolka diri, merasa yang paling dekat dan dikasihi oleh Allah, senang menonjolkan namanya sendiri, merasa yang paling benar sendiri, senang di sanjung-sanjung oleh orang lain, di puji puji, sangat di hargai dan di hormati karena di bimbing ke keluhuran dan kemakmuran, senang kaya harta benda, senang bermain perempuan, apabila sudah termashur lalu mempunyai sifat sombong, arogan, apabila salah di lemparkan ke orang lain, apabila benar di akuinya dari tindakkannya atau pekerjaannya sendiri.

Tuntunan di Hati Setan yang menyamar itu apabila di percaya dan diikuti akan membuat sifat orang yang di gerakkan oleh Hati Setan yang menyamar itu menjadi semakin berkembang menjadi semakin merasa luhur martabatnya, egois. Hal tersebut berlaku untuk siapa saja.

PESANAN NABI KHIDIR AS

Kalau di umpamakan ilmu rasa, ini ibarat bumbu yang di campur dengan ikan.
Untuk menyatakan lezatnya yaitu Rasa. Rasa itu hati suci yang nyata yaitu Nurbuat sejati.

Permulaannya Jamal, kalau sudah keluar di namakan johar awal.

Dinamakan Syahadat itu penerima Roh dari hati memancar (Rasa) nya pada Allah.

Apabila kita belum tercapai derajat seperti itu belum sempurna imannya. Dalam Roh ada Rasa.... Rasa itu ya Rasa Allah. Badan Jasmani di kuasai hati dan hati di kuasai oleh Rasa.

Rasa di kuasai Allah setiap gerak dan geriknya badan jasmani adalah gerak gerik Rasa.

Hakikatnya Rasa.... Ya Rasa yaitu penerima yang tetap pada Zatullah, Sifatullah, Afalullah hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.... BAITULLAH QALBU MUKMIN.

Tempat batin adalah di situ SEJATINYA KERATON AGUNG LINUHUNG. Kalau di terima dan di ijinkan Allah tidak perlu di cari lagi itu sejatinya ilmu. Walaupun manusia itu telah mati itu akan abadi. Karena ilmunya telah menyatu dapat di terapkan ke mana-mana yang di bawa itu keraton yang sudah ada pada diri anda. Karena yang jati itu pati...yang mati itu nafsu. Sukma kembali pada yang Haq...

KESABARAN

Siapapun anda ? Apakah anda hanya orang biasa tidak sakti, menyukai pengolahan energi maupun tidak, paham ilmu gaib maupun tidak, atau anda hanya tertarik ilmu logika. Sebenarnya anda telah dan akan selalu bergelut dengan energi ini. Tanpa energi ini, manusia bahkan alam semesta ini tidak akan ada. Energi ini ada karena adanya daya cipta Tuhan. Energi ini yang membentuk alam beserta isinya. Energi ini di sebut energi kebaikan dan keburukan, positif dan negatif. Orang Cina menyebutnya YIN dan YANG.

Karena hanya kesabaran yang bisa melingkupi lahir dan bathin, awal dan akhir, dasar dan puncak. Kesabaran mampu melingkupi segala hal. Bahkan kesabaran akan mengajarkan berbagai hal yang di luar kendali kita.

Bagi kebanyakan orang menganggap kesabaran di tujukan untuk mencapai kedamaian dan ketentraman diri. Namun demikian yang menjadi rahasia adalah di balik kedamaian tersimpan suatu energi yang seimbang dan selaras dengan alam semesta.

Jika kita kaji lebih jauh. Sebenarnya dalam diri manusia sering terjadi penambahan energi yang tidak seimbang baik energi YIN maupun YANG. Kelebihan energi tanpa usaha penyeimbangan akan merusak diri sendiri dan akan mencemari alam sekitarnya. Jika seseorang bukan pelaku sabar, misalnya seorang bos habis bertengkar dengan istrinya di rumah, dia akan gampang marah kepada anak buahnya, karyawannya akan gampang memarahi istrinya di rumah, sang istri akan memarahi anaknya dan anaknya akan suka bertengkar dengan temannya. Demikian seterusnya.

Kelebihan energi YIN akan mengakibatkan seseorang menjadi minder, putus asa, sedih, frustasi, depresi bahkan bunuh diri. Adapun kelebihan energi YANG akan mengakibatkan seseorang menjadi gampang marah, sombong, agresif, tergesa-gesa, kebrutalan bahkan kegilaan. Kelebihan energi YIN akan merusak diri sendiri, sementara kelebihan energi YANG akan merusak diri sendiri dan orang lain, bahkan alam sekitarnya.

Adapun energi YIN meliputi : negatif, lembut, betina, gelap, bawah, menerima, dingin tidak percaya diri/rendah diri, rendah hati, kecewa, khawatir, sedih, sakit, takut dll. Sedangkan energi YANG meliputi : positif, keras, jantan, terang, atas, memberi, panas, percaya diri, sombong, puas, senang, sehat, berani, dll.

Mungkin saudara juga sering mendengar bahwa sabar adalah sholatnya nyawa. Ini berhubungan dengan tujuan untuk mencapai kesadaran roh atau dalam kasanah keilmmuan orang Jawa menyebutnya MENJADI MANUSIA UTAMA / SEJATI.
Ada peribahasa/pepatah jawa yang menyatakan TAPA LAN GUNA KALAH KARO SABAR LAN NARIMA dalam bahasa Indonesianya "orang yang punya ilmu kesaktian dan guna kalah dengan orang yang sabar dan menerima." Hal ini memiliki maksud bahwa orang yang sakti akan capek sendiri jika harus bermusuhan dengan orang yang sabar. Karena orang yang sabar tidak membalas perlakuan buruk dari orang tersebut. Dia hanya senyum dan tersenyum.....

Pepatah di atas juga sama halnya dengan pepatah KESABARAN mengalahkan seribu macam kesaktian.
Hal ini memiliki maksud sebagai berikut :
1. Orang yang sabar selalu menjaga keseimbangan energi YIN dan YANG. Keseimbangan energi akan menutup kemungkinan energi lain bisa masuk.
2. Dalam melakukan riyadhoh untuk mendapatkan ilmu maupun kesaktian, seseorang harus mengatur dan mengarahkan energi dalam bentuk tertentu. Hanya dalam waktu terbatas. Namun pelaku sabar hanya mengatur, menyeimbangkan serta mengarahkan energi menuju keharmonisan diri dengan alam dalam waktu tak terbatasi.
3. Pelaku sabar, tanpa di sadari telah belajar olah cipta, rasa dan karsa secara kontinu tanpa pembatasan waktu.

Pada awal pelatihan diri menuju kesabaran akan terasa sulit di lakukan. Apalagi anda punya karakter banyak berunsur YANG maka cenderung gampang menumpahkan kemarahan yang meledak-ledak. Berbeda dengan anda yang berkarakter banyak berunsur YIN walau mudah tersinggung tapi lebih mudah menahan kemarahan agar tidak tertumpah keluar. Hanya saja lebih mudah frustasi dan depresi.

Saudara pasti ingat salah satu tokoh pandawa yang bernama Yudistira. Seorang tokoh yang sabar dan di percaya memiliki darah putih. Bukan berarti tidak bisa marah. Tapi sangat jarang dan mungkin sulit marah. Jika dia marah, maka akan berubah menjadi raksasa yang menakutkan. Gambaran itu tentang bahayanya seorang penyabar kalau dalam keadaan marah. Kemarahan di ibaratkan seperti raksasa, apapun yang dia sentuh akan hancur menjadi abu....

Dalam prakteknya, belajar sabar lebih menekankan pada peredaman, penundaan, pengalihan perhatian, agar kemarahan jangan sampai tertumpahkan serta untuk memperoleh kontrol kembali terhadap pikiran dan emosi. Hal ini bisa di lakukan dengan memahami dan menyadari akibat buruknya emosi yang tak terkendali. Selain pemborosan energi juga berpengaruh buruk terhadap diri sendiri dan orang lain.

Setelah kita mulai belajar menahan kemarahan atau mengendalikan emosi....suatu saat dan atau saudara pernah mengalami ketika ada seseorang yang membuat anda marah, walau tidak tertumpahkan tapi kemarahan dan kejengkelan anda membuat pikiran negatif tertuju kepada orang tersebut. Selang beberapa waktu terjadi kejadian negatif yang menimpa orang itu. Hal itu menandakan bahwa anda telah mampu mengontrol dan mengarahkan energi anda, sekaligus anda telah kehilangan kontrol.

Setelah anda memahami energi dalam diri maka tidak akan kesulitan untuk memahami energi alam semesta. Apakah anda ingin mengguncang bumi, mendatangkan hujan, angin, atau petir.
Apakah anda ingin pergi ke surga atau ke neraka ?
Apakah anda ingin menjadi Dewa atau Iblis ? Atau anda hanya ingin semua tetangga anda tidak pernah mendapatkan uang togel ? Semua itu terserah anda,,,